UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Kardinal Jerman ditolak mengunjungi sebuah keuskupan di Vietnam

Januari 20, 2016

Kardinal Jerman ditolak mengunjungi sebuah keuskupan di Vietnam

Kardinal Jerman Reinhard Marx bertemu dengan para anggota Paul Nguyen Van Binh Club, sebuah kelompok cendikiawan Katolik Vietnam, di Ho Chi Minh City.

 

Kardinal Reinhard Marx dari Jerman ditolak masuk ke keuskupan Vinh selama kunjungan sepekan ke Vietnam pada Januari, kata para pejabat Gereja di negara komunis tersebut.

Kardinal Marx, ketua presidium Konferensi Waligereja Jerman, memimpin delegasi dengan lima anggota saat berkunjung ke Vietnam dari 9-16 Januari, atas undangan para uskup Vietnam.

Uskup Vinh, Mgr Paul Nguyen Thai Hop, Vietnam bagian tengah mengatakan Komite Urusan Agama Pemerintah “menolak delegasi mengunjungi dan merayakan pelayanan keagamaan di Vinh seperti yang direncanakan” tanpa memberikan alasan.

Berdasarkan peraturan saat ini tentang agama, pemerintah menyatakan pihaknya menghormati kebebsan beragama, lantas mengapa mereka menolak izin untuk kegiatan keagamaan, tanya Uskup Hop.

“Kami menuntut Komite Urusan Agama Pemerintah membeikan alasan jelas mengapa menolak kunjungan itu karena (mereka) mematuhi hukum dan menghormati kebebasan beragama yang ditentukan oleh konstitusi dan undang-undang,” kata Uskup Hop dalam dokumen yang dikirim ke komite itu.

Dokumen tersebut telah diposting di website keuskupan itu pada pertengahan Januari.

Di bawah konstitusi Vietnam, hubungan internasional antara organisasi keagamaan di dalam dan di luar negeri harus dihormati dan dilestarikan.

Keuskupan Vinh dianggap sebagai salah satu “hot spot,” di Vietnam di mana umat Katolik secara rutin mengalami penindasan terkait agama. Imam lokal dilaporkan telah diserang secara fisik, kegiatan keagamaan dibatasi dan umat awam Katolik telah dilecehkan oleh polisi.

Dalam insiden terbaru, Pastor Anthony Dang Huu Nam, Pastor Paroki Tan Yen, dan aktivis hak asasi manusia dan demokrasi, diserang pada 31 Desember oleh sekelompok orang.

Paul Le Putra, seorang Katolik dari Vinh, mengatakan kepada ucanews.com bahwa ia akan memberikan surat kepada Kardinal Marx terkait pelanggaran berat kebebasan beragama di keuskupan itu, termasuk penyitaan properti Gereja.

Selama kunjungannya delapan hari ke Vietnam, Kardinal Reinhard, salah satu dari sembilan Kardinal penasehat Paus Fransiskus, bertemu dengan para pemimpin Gereja dan umat Katolik di Bac Ninh, Hanoi dan Ho Chi Minh City.

Dia juga mengunjung para Suster Salib Suci di Thu Thiem, Ho Chi Minh City di mana pemerintah daerah telah memaksa warga, termasuk organisasi keagamaan,  meninggalkan daerah itu untuk membuat jalan bagi proyek-proyek pembangunan.

Sementara pertemuan dengan para tokoh agama setempat, Kardinal Marx mengatakan: “Tidak ada organisasi politik dan ekonomi dapat melukai kebebasan beragama.”

Kardinal itu mengatakan tujuan kunjungan ini adalah  mempelajari kehidupan Gereja Katolik di Vietnam, sebuah negara dalam pergolakan akibat perubahan sosial dan ekonomi.

Sumber: ucanews.com

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi