- UCAN Indonesia - https://indonesia.ucanews.com -

Relawan Kristen diserang dalam kampanye anti-narkoba di Myanmar

 

Sebanyak 14 relawan Kristen dari kelompok kampanye anti-narkoba mengalami luka-luka dalam sebuah serangan granat dan tembakan pada 25 Februari sementara membersihkan tanaman opium di Negara Bagian Kachin yang dilanda perang di Myanmar.

Daung Hkaung, pemimpin Pat Jasan di kota Wai Maw mengatakan ia mendengar tentang serangan itu dan tiga orang luka parah dan dibawa ke rumah sakit di Myitkyina, ibukota Negara Bagian Kachin.

Pat Jasan, gerakan anti-narkoba didirikan dua tahun lalu oleh Gereja Baptis Kachin.

Para relawan diserang sementara polisi mendampingi para pegiat anti-narkoba tersebut, kata Tan Gun, juru bicara kelompok itu, seperti dilapor Suara Demokrasi Burma, sebuah kelompok media berbasis di Yangon.

Masih belum jelas siapa yang berada di belakang serangan itu. U Lagan Zal Jone, seorang anggota parlemen dari Kachin mengajukan mosi yang menyerukan pemerintah mendukung perang melawan narkoba, membantu dan melindungi relawan dari senyerangan, lapor surat kabar Global New Light of Myanmar yang dikelola negara, 25 Februari.

Lebih dari 20 anggota parlemen mendukung gerakan itu danĀ  telah disetujuiĀ  mayoritas suara anggota parlemen pada 25 Februari.

Sejumlah anggota parlemen juga membahas serangan terhadap kampanye anti-narkoba di parlemen, menurut Lama Naw Aung, seorang Katolik dan anggota majelis rendah parlemen dari Partai Demokrasi Negara Bagian Kachin.

Lama Naw Aung mengatakan parlemen meminta pemerintah persatuan mendukung anti-narkoba upaya pemberantasan berbasis masyarakat dan memberikan keamanan.

“Narkoba adalah masalah besar dalam masyarakat kita dan orang-orang muda yang tewas akibat narkoba telah meningkat. Hampir setiap keluarga memiliki pengguna narkoba di Negara Bagian Kachin dan menghadapi banyak masalah sosial,” kata Lama Naw Aung kepada ucanews.com, 25 Februari.

Sebagian besar anggota terdiri dari etnis Kachin, Pat Jasan mulai membersihkan ladang opium dua tahun lalu, tetapi usaha mereka terhambat pada Januari setelah salah satu anggota mereka tewas dan tiga lainnya mengalami luka-luka. Seorang pria Kachin berusia 19 tahun ditembak mati oleh seorang penembak jitu yang diduga menjadi pemilik ladang opium.

Sekitar 3.000 anggota Pat Jasan diizinkan untuk melanjutkan misi mereka pada 23 Februari setelah mengakhiri kebuntuan selama seminggu dengan pemerintah setempat.

Myanmar merupakan produsen opium terbesar kedua di dunia setelah Afghanistan.

0229i [1]Seorang anggota Pat Jasan, terluka dalam bentrokan dengan para petani opium poppy, tiba untuk perawatan di sebuah rumah sakit di Myitkyina, 25 Februari.

 

Sumber: ucanews.com [2]