- UCAN Indonesia - https://indonesia.ucanews.com -

Kelompok lintas agama minta Gereja-gereja lindungi hak-hak perempuan

 

Sekelompok perempuan di Filipina dari berbagai agama telah meminta Gereja-gereja “melindungi hak-hak perempuan” pada pertemuan mereka selama dua hari menandai Bulan Perempuan.

“Gereja dan agama apapun harus melindungi hak-hak perempuan, termasuk mereka yang tidak memiliki agama,” kata Suster Nenita Tapia MM.

Dia berbicara dalam pertemuan para teolog feminis dari Katolik, Protestan dan Islam, bertujuan “merayakan persatuan melampaui perbedaan agama.”

“Sudah saatnya semua perempuan di Filipina bersatu dan mengabaikan perbedaan agama mereka,” kata Macrina Morados, dekan Institut Kajian Islam di Universitas Filipina.

Dia mengatakan kaum perempuan harus “melawan ketidaksetaraan gender yang melampaui iman mereka dan merangkul perempuan lain untuk bersatu.”

Sejumlah wanita Katolik mengatakan sudah saatnya bagi kaum perempuan “memaksakan tuntutan mereka kepada pemerintah.”

Luz Francess Chua, direktur eksekutif kelompok Kesehatan Reproduksi Katolik mengatakan salah satu tuntutan mereka adalah pelayanan kesehatan reproduksi untuk semua.

“Karena kami adalah perempuan, kami tahu apa yang terbaik pada kami dan kami tidak akan diam hingga kami visi kami tercapai untuk sebuah dunia yang lebih baik bagi semua orang,” tambahnya.

Kelompok perempuan itu telah memprotes keputusan pemerintah memotong anggaran untuk pelaksanaan UU Kesehatan Reproduksi kontroversial yang seharusnya memberikan pelayanan kesehatan reproduksi dasar untuk perempuan miskin.

Pendeta Erahvilla Maga-Cabillas dari Gereja Independen Filipina mengatakan pertemuan ini “bertujuan mendorong pemerintah dan masyarakat secara keseluruhan menjadi lebih ramah dengan perempuan.”

“Pemerintah harus mengeluarkan undang-undang yang akan memberikan lebih banyak kesempatan dan akses ke sumber daya perempuan,” kata Cabillas.

Data dari Komnas Perempuan Filipina menunjukkan bahwa tahun 2013 Filipina berada di peringkat kelima dari 136 negara terkait kesenjangan gender, lapor Global Gender Gap dari Forum Ekonomi Dunia.

Sumber: ucanews.com [1]