UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Tiongkok memaparkan cetak biru untuk mengelola agama

April 27, 2016

Tiongkok memaparkan cetak biru untuk mengelola agama

Presiden Xi Jinping

 

Partai Komunis Tiongkok telah berkomitmen membuat agama-agama impor menjadi lebih Tiongkok atau “sinisisasi,” selama pertemuan tingkat tinggi pertama tentang masalah-masalah keagamaan dalam 15 tahun yang disoroti akibat gelombang protes dan kekerasan fundamentalisme agama di negara ini.

Pertemuan itu fokus pada Katolik dan Protestan di mana sejumlah pengamat mengklaim bahwa kedua agama itu memiliki sekitar 100 juta pengikut di negara itu.

Awalnya dijadwalkan pada Desember, pertemuan untuk menyelesaikan cetak biru ini belum dirilis guna memperketat pengelolaan agama di negara itu.

Semua pemimpin Tiongkok, kecuali Presiden Xi Jinping dan Perdana Menteri, Li Keqiang, menghadiri pertemuan puncak dua hari yang diadakan secara tertutup di Beijing.

Presiden Xi ingin memisahkan agama dan politik serta pengaruh “kekuatan eksternal” – mengacu pada Vatikan, yang dilihat Beijing sebagai saingan Tiongkok dengan lebih dari 12 juta umat Katolik, serta “ide-ide ekstremis” dari komunitas Muslim.

Pemerintah Xi mempertahankan langkah-langkah keamanan yang ketat di Xinjiang yang berbatasan dengan Pakistan dan Afghanistan, menyusul gelombang serangan di Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir.

Para pengamat mengatakan rencana partai itu untuk melakukan sinisisasi agama menimbulkan banyak pertanyaan termasuk  langkah-langkah apa yang akan dilakukan.

“Apa arti sinisisasi bagi mereka yang berada di luar (dari pemerintah Tiongkok) tidak jelas,” kata Anthony Lam Suik-ki, peneliti senior di Pusat Studi Roh Kudus Keuskupan Hong Kong.

Pertemuan itu sendiri juga menunjukkan Presiden Xi telah kecewa dengan kerja organ utama dari negara Tiongkok yang mengelola agama, termasuk Administrasi Negara untuk Urusan Agama, tambahnya Lam.

Gereja-gereja di Zhejiang, pihak ang berwenang telah memasang literatur sosialis pada papan pengumuman gereja, upaya terbaru untuk menyelaraskan Alkitab dengan visi partai.

Upaya ini muncul setelah kampanye pembongkaran lebih dari 1.800 salib di gereja-gereja.

Hasil konferensi itu menyoroti bahwa kesenjangan antara Beijing dan Vatikan terkait Gereja.

Tiongkok bertekad membawa agama di bawah kendali partai sementara Takhta Suci berkomitmen konsep Gereja Katolik dari proses ‘akulturasi’ di mana Injil masuk dalam budaya lokal, kata seorang komentator Katolik di Tiongkok menggunakan namanya Yu Xi.

“Inkulturasi berarti bagaimana memadukan budaya lokal untuk masuk ke dalam doktrin Gereja sementara ‘sinisisasi’ adalah mengubah doktrin Gereja untuk menyesuaikan dengan politik lokal,” katanya kepada ucanews.com.

Bagian dari upaya Presiden Xi membuat agama menjadi lebih Tiongkok telah terbukti dengan melarang kader partai mengikuti kegiatan keagamaan.

Namun, faktanya bahwa survei internal menunjukkan 90 persen dari anggota partai memiliki keyakinan tambahan selain Marxisme, demikian lapor majalah Trend berbasis di Hong Kong, bulan ini.

Selengkapnya: ucanews.com

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi