- UCAN Indonesia - https://indonesia.ucanews.com -

Calon presiden menandatangani perjanjian untuk pemilu jujur dan damai

 

Para calon presiden pemilu bulan ini menandatangani perjanjian untuk pemilu yang “bertanggung jawab, transparan, damai dan jujur” selama Misa yang dipimpin oleh Kardinal Luis Antonio Tagle di Katedral Manila pada 2 Mei.

Dari lima calon presiden, hanya Manuel Roxas dan Jejomar Binay hadir dalam acara tersebut.

“Menjadi kandidat, Anda perlu tahu bahwa itu adalah berkat yang harus dipertanggungjawabkan,” kata Kardinal Tagle. “Jika Anda menang, itu berarti Anda harus mewakili mimpi rakyat dan kebaikan bersama,” tambahnya.

Dalam penandatanganan perjanjian, yang dirancang oleh para pemimpin Gereja Katolik, para calon berjanji untuk mendukung hak rakyat untuk memilih, menghindari “politik pribadi, melindungi,” dan “menahan diri dari penggunaan senjata, preman dan emas.”

Para kandidat diwajibkan “menegur saudara, teman, pengikut, dan pendukung untuk berhenti menggunakan kekerasan, penipuan, dan praktik yang tidak adil dan tidak jujur lainnya.”

Kardinal Tagle mengatakan para calon juga memiliki “tanggung jawab besar.”

“Berkat tidak bisa datang tanpa tanggung jawab. Mereka berjalan seiring,” kata prelatus itu. Dia mendesak para calon “mempelajari kebutuhan riil masyarakat” dan melampaui kepentingan partai politik.

Kardinal itu mengatakan bahwa di beberapa negara orang masih tidak memiliki kesempatan untuk memilih pemimpin mereka.

“Kita berpartisipasi melalui suara kita demi memperbaiki nasib negara kita,” kata Kardinal Tagle.

Umat Katolik didesak tidak memilih calon ‘tercela secara moral’.

Sementara itu, para uskup negara itu mengeluarkan surat gembala pada 1 Mei mendesak umat Katolik Filipina untuk tidak memilih calon presiden yang memiliki moral tercela.

“Tidak semuanya adalah permainan yang adil dalam politik,” tulis surat gembala yang ditandatangani oleh Uskup Agung Socrates Villegas, ketua presidium Konferensi Waligereja Filipina.

“Keinginan untuk perubahan dimengerti. Orang-orang kami telah menderita akibat ketidakmampuan dan ketidakpedulian,” kata Uskup Agung Villegas.

“Tapi, pemilu ini tidak bisa mendukung calon yang hanya wacana, tapi juga tindakan yang menunjukkan memperhatikan hak-hak semua orang,” tambahnya.

Dalam surat gembala tersebut para uskup mengajak  umat Katolik untuk terus berdoa Rosario demi pemilu damai.

Para uskup mengatakan Gereja selalu menuntut para pemilih Katolik bahwa mereka memberikan suara mereka tidak hanya sebagai “warga negara, tetapi juga sebagai pernyataan iman secara publik.”

Para uskup mengatakan para calon tidak “menipu atau menyesatkan rakyat dengan kebohongan, apalagi menipu rakyat.”

Sumber: ucanews.com [1]