UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Kelompok iklim menyerukan tindakan cepat untuk atasi bencana

Mei 27, 2016

Kelompok iklim menyerukan tindakan cepat untuk atasi bencana

 

Kelompok keadilan iklim di Filipina menyerukan “kebijakan dan tindakan cepat” untuk mengatasi “bencana” yang mengancam negara itu akibat perubahan iklim.

Kelompok itu mendesak Presiden terpilih Rodrigo Duterte pekan ini untuk mewujudkan janjinya untuk melakukan “perubahan” selama kampanye pemilu presiden.

Duterte telah meluncurkan agenda ekonomi pemerintahannya, yang mencakup  daya tarik investasi asing langsung untuk Filipina.

“Dampak perubahan iklim ini sangat mengkhawatirkan,” kata Ian Rivera, koordinator Gerakan Keadilan Iklim Filipina.

Rivera mengatakan kebijakan makroekonomi liberal Filipina telah membuat negara “lebih rentan terhadap dampak perubahan iklim.”

Dalam lima tahun terakhir, topan dahsyat dan kekeringan berkepanjangan akibat perubahan iklim, telah menelan biaya miliaran peso akibat kerusakan dan hilangnya ribuan nyawa manusia.

Rivera mengatakan agenda ekonomi Duterte perlu serius terkait “perubahan iklim.”

Gerry Arances dari Pusat Energi, Ekologi dan Pembangunan mengatakan, “Energi kotor tidak hanya telah terbukti menjadi resiko terhadap lingkungan, kesehatan dan kehidupan masyarakat, juga terbukti secara ilmiah risiko bagi perekonomian dan pembangunan.”

Dia mengatakan Filipina, yang telah menyetujui pembangunan pembangkit listrik tenaga batubara, pasti akan tergantung pada batubara untuk 25 hingga 50 tahun ke depan.

Dalam konferensi pers pada 25 Mei, kelompok keadilan iklim meminta Duterte untuk melakukan moratorium tentang pembangkit listrik tenaga batubara yang tertunda pelaksanaannya karena perlu penyelidikan menyeluruh dari semua pembangkit listrik tenaga batubara.

Kelompok tersebut juga mendesak presiden baru itu untuk merumuskan rencana aksi strategis yang akan membahas El Nino, La Nina dan bencana iklim lainnya.

Para pemimpin Gereja Katolik Filipina telah menyerukan warga Filipina untuk melampaui kampanye dengan mencari solusi teknis dan politik untuk masalah iklim.

Pastor Edwin Gariguez dari Karitas Filipina mengatakan isu perubahan iklim tidak hanya tentang membatasi produksi bahan bakar fosil dan emisi karbon, tapi juga perluasan pasar karbon.

Dia mengatakan Gereja di Filipina memiliki “kewajiban moral” bertindak dan merawat bumi terutama karena negara ini rawan bencana iklim.

Sumber: ucanews.com

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi