UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Ketua ICMI: Umat Islam harus siap-siap terima pemimpin beda keyakinan

Juni 29, 2016

Ketua ICMI: Umat Islam harus siap-siap terima pemimpin beda keyakinan

 

Indonesia yang merupakan negara berpenduduk Muslim terbesar, adalah salah satu negara yang rakyatnya paling toleran menurut Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), Jimly Asshiddiqie.

Tingkat toleransi rakyat Indonesia, menurut Jimly jauh lebih baik dari warga London, yang pada Mei lalu memilih seorang muslim bernama Sadiq Khan, sebagai Wali Kota. Terbukti dari dua kali terpilihnya Cornelis, sebagai Gubernur Kalimantan Barat.

“Di Kalimantan Barat, lima puluh lima sampai enam puluh persen (adalah) muslim, tapi sepuluh tahun dipimpin di sana orang katolitk,” ujar Jimly dalam sambutannya, di acara buka bersama Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (28/6/2016), seperti dilansir wartakota.com.

Dibandingkan Amerika Serikat (AS), Indonesia juga jauh lebih toleran. Di negeri yang mayoritas berpenduduk Kristen Protestan itu, seorang presiden beragama Katolik, baru terpilih setelah lebih dari dua abad merdeka. Presiden tersebut adalah John F. Kenedy, yang terpilih pada 1961.

Di negeri paman Sam itu, seorang presiden keturunan Afrika baru bisa terpilih sekitar 2,5 abad setelah merdeka, yakni Barack Obama, yang terpilih pada 2009 lalu.

“Nah ini Saya rasa kita musti siap-siap,” kata Jimly yang memancing tawa dari sejumlah peserta buka puasa bersama.

“Mungkin itu tidak menyenangkan, tapi seandainya memang terjadi, kita harus siap, boleh jadi ada hikmah di balik itu,” terangnya.

Dan jika hal itu benar benar terjadi di Indonesia, Jimly meyakini umat Islam akan mendapat pelajaran berharga, mengenai agama yang mereka peluk selama ini.

“Mungkin ke-Islam-an itu akan berubah, dari sifatnya fomal ke subsantial. Di situlah kita bisa berharap bahwa kaum muslim di negri ini, jadi saksi di perkembangan peradaban Islam,” terangnya.

Sistem demokrasi di Indonesia dengan pemolihan langsung, memungkinkan hal tersebut terjadi. Rakyat boleh memilih pemimin terbaik, sesuai presepsinya masing-masing.

“Umat makin lama makin kritis, ada juga yang dimanipulasi, tapi pendukung orang ini pakai jilbab juga,” ujar Jimly

“Jadi mumpung masih cukup waktu, barangkali kita harus antisipasi kemungkinan-kemungkinan itu, seandainya betul terjadi ya kita musti terima,” terangnya.

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi