UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Liliyana-Tontowi tunjukkan ‘arti toleransi’ di Olimpiade Rio

Agustus 19, 2016

Liliyana-Tontowi tunjukkan ‘arti toleransi’ di Olimpiade Rio

 

Keberhasilan ganda campuran badminton Liliyana Natsir, Tontowi Ahmad merebut medali emas untuk Indonesia di Olimpiade dipandang sebagai wujud keberagaman Indonesia yang belakangan mendapat banyak masalah.

Lagu Indonesia Raya berkumandang di arena badminton pada hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus setelah Liliyana-Tontowi menang dalam dua set dalam menghadapi pasangan Malaysia Chan Peng Soon dan Goh Liu Yingdalam dua set 21-12, 21-14.

Keduanya adalah atlet Indonesia terakhir bertanding di Olimpiade Rio dan satu-satunya peluang untuk medali emas Indonesia.

Berita kemenangan pasangan Liliyana-Tontowi ini dibagikan lebih 3.000 kali di Facebook BBC Indonesia dengan ratusan komentar termasuk dari Dwityo Sd Trisno yang menyebutkan keduanya menunjukkan arti toleransi di pesta olahraga besar ini.

“Yang satu Muslim dan yang satunya lagi Katolik, yang satu Indonesia asli, dan yang satunya lagi keturunan Tionghoa. Tapi mereka bahu membahu berjuang bersama, saling mendukung dan mensupport menutupi kelemahan masing-masing. Tidak ada permusuhan dan tidak ada kebencian diantara mereka. Dan mereka membawa EMAS untuk INDONESIA,” tulis Dwityo, seperti dilansir bbc.com.

“Owi dan Butet sudah menunjukkan arti toleransi, persatuan, perjuangan, dan persaudaraan sesama anak bangsa,” tambahnya.

Tanggapan atas komentar ini termasuk dari Arif Budiman yang menulis, “Jadi ingat Sigit Budiarto dan Chandra Wijaya yang meraih medali emas ganda putra pada Olympiade Sydney 2000.”

Ada pula Princes Crestiana Miuw Miuw yang menulis, “Contoh yang baik soal toleransi… harusnya semua rakyat indonesia bisaaaa.”

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi