Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jendral Budi Waseso menyatakan telah menyiapkan berbagai cara untuk mencegah peredaran narkotika di Indonesia.
Langkah tersebut, antara lain dengan menggandeng tokoh-tokoh agama untuk menyampaikan materi narkotika di tiap pertemuan agama. Selain itu, BNN juga menyiapkan materi khusus soal dakwah anti-narkotika.
“Saya sudah (siapkan) buat buku dakwah anti-narkotika. Dakwah dari Islam ada, Kristen, Buddha, dan agama di Indonesia. Jadi, dakwah di kuil, masjid, gereja nanti isinya bahaya narkoba,” kata pria yang disapa Buwas ini, di Semarang, Kamis (25/8/2016), seperti dilansir Kompas.com.
Menurut Buwas, buku dakwah anti-narkotika baru pertama kali ia siapkan. BNN menyadari perlu merangkul para pihak terkait upaya-upaya pencegahan, termasuk membentuk kader anti-narkotika di tingkat pedesaan. Para pemuda desa umumnya aktif di lembaga kerohanian, seperti ikatan remaja masjid, atau sejenisnya. Mereka juga bisa ikut menyampaikan bahaya melalui buku dakwah anti-narkotika.
“Buku ini belum pernah ada,” ujar dia.
“Jadi benar, anak-anak masjid misalnya kampanye tidak hanya haram narkoba, tapi sudah membahayakan,” tambah dia.
Pencegahan untuk tidak mengonsumsi narkotika terus digalakkanBNN, selain upaya penindakan. Menurut Buwas, dalam upaya penindakan setiap bulannya selalu mampu menangkap narkotika hingga 100 kg.
“BNN tiap bulan menangkap sudah hampir 100 kg sabu. BNNdapat lagi ekstasi 500.000 butir. di Riau 112 kg sabu, Jakarta ada 30 kg,” paparnya.
Di Semarang, Buwas bersama Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengukuhkan dan memberi pembekalan pada 400 pemuda desa menjadi kader anti-narkoba. Mereka yang diberi pembekalan akan ditugaskan membentuk tim yang beranggotakan 20 orang di desanya, hingga nantinya total pemuda yang terbentuk sebanyak 8.400 orang.