UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Caritas Keuskupan Bandung bantu korban banjir bandang di Kabupaten Garut

September 22, 2016

Caritas Keuskupan Bandung bantu korban banjir bandang di Kabupaten Garut

Banjir bandang menerjang 7 kecamatan di Garut, Selasa (20/9/2016). (Foto: Tribunnews.com)

 

Caritas Keuskupan Bandung, ibukota Propinsi Jawa Barat, saat ini tengah menggalang dana untuk para korban banjir bandang yang baru-baru ini melanda beberapa wilayah di Kabupaten Garut.

“Saat ini dana sudah pada masuk. Tadi kami ke lapangan, logistik di lapangan masih memadai. Yang kami minta ke penyumbang saat ini adalah uang karena kebutuhan cepat sekali berubah,” kata Direktur Caritas Keuskupan Bandung Pastor Agustinus Darwanto  kepada ucanews.com, Kamis (22/9).

Bantuan akan disesuaikan dengan kebutuhan. “Prinsip bantuan yang kami berikan adalah untuk menutup gap,” lanjutnya.

Ia juga menjelaskan bahwa Karitas Keuskupan Bandung telah berkoordinasi dengan paroki setempat – Paroki Santa Perawan Maria Yang Terkandung Tak Bernoda – terkait dengan distribusi bantuan.

“Distribusi bantuan akan dilakukan besok. Kami sedang melakukan assessment di lapangan,” katanya, seraya menambahkan bahwa bantuan akan difokuskan pada para korban yang tinggal di posko pengungsian di Markas Korem Garut.

Meski pemerintah sudah menyediakan posko pengungsian, beberapa korban memilih untuk tinggal di rumah keluarga mereka dan tetangga sekitar yang rumahnya masih utuh, demikian Pastor F.X. Wahyu Tri Wibowo  dari Paroki Santa Perawan Maria Yang Terkandung Tak Bernoda.

“Tadi saya lihat ada yang mengungsi ke rumah saudara mereka,” katanya kepada ucanews.com.

Menurut pengamatannya, wilayah yang terkena dampak paling parah adalah Kampung Cimacan.

“Itu sangat parah. Kondisinya memang tinggi sekali airnya. Kemarin air mencapai kurang lebih empat meter. Dan banyak rumah yang hanyut. Berantakan,” lanjutnya.

Ia juga mengatakan bahwa rumah milik seorang umat paroki terendam banjir bandang. “Rumahnya masih ada, hanya terendam. Air sampai di genteng. Semua anggota keluarga selamat. Tapi barang-barang hancur dan tidak bisa dipakai lagi.”

Selain itu, satu rumah kos milik seorang umat paroki lain juga mengalami kerusakan akibat banjir bandang. “Rumah kos ini terletak di pinggir sungai,” lanjutnya.

Pastor Wahyu mengakui bahwa parokinya tengah bekerjasama dengan Caritas Keuskupan Bandung dalam menggalang dana untuk para korban banjir bandang.

“Banyak bantuan berdatangan dari Jakarta, Bandung dan berbagai tempat. Bantuan mayoritas berbentuk uang. Belum tahu jumlahnya, masih dihitung,” katanya.

“Kemarin kita belum bisa mendata kebutuhannya apa. Tapi kita bisa belanjakan uang tersebut sesuai dengan kebutuhan,” lanjutnya, seraya mengatakan bahwa bantuan berupa susu,terpal dan handuk juga sudah diterima.

Meski demikian, Pastor Wahyu menegaskan bahwa para korban saat ini membutuhkan alat-alat kebersihan dan peralatan mandi serta pakaian.

“Untuk Kampung Cimacan, seragam sekolah dan alat-alat belajar sangat dibutuhkan,” katanya.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bahwa banjir bandang yang menerjang Kabupaten Garut pada Rabu (21/9) pukul 01.00 WIB itu disebabkan oleh hujan berintensitas tinggi dan berdurasi panjang. Meluapnya Sungai Cimanuk dan Sungai Cikamuri secara cepat menyebabkan banjir bandang hingga ketinggian 1,5-2 meter.

Data dari BNPB, korban meninggal saat ini berjumlah 23 orang dan 18 lainnya masih dalam pencarian. Selain itu, sebanyak 57 rumah hanyut dan 633 lainnya terendam.

Merujuk pada posko pengungsian, Kepala BNPB Willem Rampangilei mengatakan bahwa makanan dan air bersih cukup tersedia di sana. Bahkan Bupati Garut Rudi Gunawan juga menyiapkan rumah susun dengan kapasitas 100 orang.

Juga dikatakan bahwa BNPB telah mengirim bantuan logistik senilai dua milyar rupiah untuk BPBD Kabupaten Garut dan BPBD Propinsi Jawa Barat. Bantuan tersebut berupa makanan siap saji, selimut, tikar, tenda, pakaian sekolah dan kidsware.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut mencatat jumlah pengungsi di posko pengungsian saat ini mencapai 433 jiwa.

Katharina R. Lestari, Jakarta

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi