UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Guru perlu tumbuhkan nilai-nilai moral kepada para siswa

Oktober 18, 2016

Guru perlu tumbuhkan nilai-nilai moral kepada para siswa

 

Menteri Pendidikan Timor Leste Antonio da Conceicao mengatakan bahwa negara mayoritas Katolik itu perlu guru untuk menumbuhkan nilai-nilai yang baik dalam masyarakat.

“Saya menyadari bahwa kurangnya guru yang berdedikasi tinggi merupakan tantangan terhadap kualitas pendidikan kita. Timor Leste perlu pendidik untuk menumbuhkan nilai-nilai yang baik di kalangan siswa,” katanya pada seminar nasional yang diselenggarakan pada 11 Oktober di Dili.

Acara ini dihadiri oleh 500 guru dan diselenggarakan untuk menandai Hari Guru Sedunia, yang jatuh pada 5 Oktober. Serangkaian program untuk merayakan hari tersebut berlangsung 10-12 Oktober.

Pendidik seharusnya tidak hanya mengajarkan kurikulum, tetapi juga menyampaikan nilai-nilai lokal dan membangun karakter dan patriotisme kepada para siswa, kata Conceicao.

“Guru adalah salah satu kontributor paling penting untuk pembangunan nasional,” katanya.

Pendidik harus melatih dan sepenuhnya kompeten sebelum mereka mengambil posisi mereka dan itu sangat penting bagi mereka untuk menjadi contoh kinerja dan disiplin diri kepada para siswa mereka, katanya.

1018c

Para guru mengambil bagian dalam seminar nasional di Dili. 

 

Uskup Dili Mgr Virgilio do Carmo da Silva menyarankan bahwa peran ini lebih penting daripada sebelumnya di era globalisasi ini.

“Guru yang baik adalah kunci dalam mentransfer nilai-nilai,” katanya pada Misa pembukaan rangkaian program tersebut.

“Mereka harus memperhatikan pendidikan holistik karena degradasi moral yang muncul di era globalisasi ini. Itu sebabnya pendidikan etika diperlukan.”

“Keberhasilan proses pendidikan tidak hanya bergantung pada pemahaman dan pengetahuan siswa,” tambahnya.

Pastor Urbanus Bunga Lolon SVD, rektor Institut Ilmu Agama di Dili, mengatakan bahwa banyak guru yang direkrut setelah kemerdekaan dari Indonesia ketika sejumlah besar pegawai negeri Indonesia pulang ke tanah air.

“Ini berarti guru lokal tidak memiliki kompetensi pedagogik. Mereka harus secara teratur diberikan pelatihan,” katanya.

Mengomentari dedikasi guru, Pastor Lolon mengatakan bahwa itu belum mencapai tingkat maksimum. “Sejumlah guru masih berpikir tentang gaji.”

Bagi Genoveva Viviana Ximenes, seorang guru berusia 61 tahun di Seminari Maria Fatima di Dili, menjadi guru adalah panggilan.

“Jika saya tidak mengajar di kelas untuk satu hari, saya merasa bersalah,” katanya, seraya menambahkan bahwa dia memberikan teladan yang baik bagi murid-muridnya.

Aurea Celina Assis, 65, guru di SMA Katolik Dili, mengatakan ia menemukan kebahagiaan dalam mengajar.

“Meskipun saya sudah tua sekarang, saya masih bisa menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan di kalangan siswa saya,” katanya.

Menurut data kementerian pendidikan negara itu, Timor Leste memiliki 13.948 guru yang bekerja di TK, SD, sekolah menengah umum dan sekolah kejuruan.

Sumber: ucanews.com

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi