Ketika ketegangan terus terjadi di antara India dan Pakistan terkait Kashmir, Gereja Katolik menggelar doa untuk perdamaian.
“Negara kami tercinta akan melalui tantangan yang luar biasa, terutama di perbatasan,” kata Kardinal Baselois Cleemis, ketua presidium Konferensi Waligereja India dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan atas nama semua 168 keuskupan ketika ia menetapkan 16 Oktober sebagai Hari Doa untuk negara itu.
Ketegangan di perbatasan mulai lebih dari sebulan lalu, India dan Pakistan terus bertukar aksi militer dan sanksi diplomatik.
Hubungan antara kedua negara memburuk setelah serangan pada 18 September di Kashmir yang menewaskan 19 tentara India. India mengklaim Pakistan dibantu oleh teroris Islam untuk melakukan serangan tersebut.
Meskipun Pakistan membantah, India merespons pada 29 September dengan menyerang kamp-kamp teroris dekat Kashmir.
Pada acara doa tersebut, para pemimpin Gereja Katolik, termasuk Uskup Gurgaon Mgr Jacob Barnabas dan Uskup Theodore Mascarenhas, sekjen Konferensi Waligereja India berdoa agar para pemimpin dari kedua negara dituntun oleh kebijaksanaan dan niat yang tulus untuk kesejahteraan rakyat mereka.
“India adalah model peran seluruh dunia untuk kesatuan dalam perbedaan,” kata Uskup Barnabas.
“Meskipun beragam bahasa dan budaya, ada rasa satu bangsa dan orang merasa bangga menjadi warga India,” katanya.
Uskup Barnabas mengatakan bahwa India selalu “dianggap sebagai tanah damai oleh negara-negara lain sehingga tugas dan tanggung jawab kita untuk meneruskan.” Dia mengajak umat Katolik untuk menjadi utusan perdamaian.
Uskup Mascarenhas mengatakan umat Katolik berdoa bagi bangsa dan pemimpinnya setiap hari selama Misa, terutama pada hari Minggu.
“Ini adalah sikap simbolis untuk menyatukan diri kita untuk berdoa bagi negara menghadapi masalah dan tantangan,” katanya.
Pastor Soosai Sebastian, vikjen Keuskupan Agung Delhi mengatakan banyak negara “membeli senjata mahal bahkan ketika orang mati kelaparan.”
Dalam program 16 Oktober, umat Katolik berjanji bekerja bagi perdamaian dan membacakan doa. Mereka berjanji menolak kekerasan dan bekerja membangun solusi damai dalam masyarakat, menolak diskriminasi.
India dan Pakistan mengklaim Kashmir sejak tahun 1947. Pakistan dan India telah berjuang setidaknya tiga perang besar di kawasan ini.
Pemerintah India menganggap Jammu dan Kashmir merupakan bagian integral dari India dan menuduh tetangganya Pakistan mendukung kelompok-kelompok Muslim yang menyebabkan kerusuhan di wilayah tersebut.
Pakistan membantah tuduhan tersebut, tetapi mengatakan mereka akan membantu Muslim Kashmir dalam perjuangan mereka untuk menentukan nasib sendiri.
Sumber: ucanews.com