UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Indahnya toleransi antar-pelajar beda agama di Purwakarta

Nopember 4, 2016

Indahnya toleransi antar-pelajar beda agama di Purwakarta

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi saat menghadiri acara botram antar-pelajar di Pendopo, Kamis (3/11/2016). (Foto: Dok Humas Pemkab Purwakarta)

 

Pelajar SD, SMP, dan SMA menghadiri acara “Botram” (makan bersama) di Pasepan Pendopo Purwakarta, Kamis (3/11/2016).

Acara yang digelar Satuan Tugas Toleransi ini merupakan ajang silaturahim pelajar dari beragam latar belakang agama.

Para pelajar terlihat saling berbaur meski mereka mengenakan atribut keagamaan masing-masing.

Ketua Satgas Toleransi Purwakarta Jhon Dien di lokasi acara menjelaskan, menjaga toleransi dan kerukunan umat beragama adalah penting.

Nilai-nilai toleransi ini harus ditanamkan sejak dini kepada para pelajar di Purwakarta ataupun daerah lain di Indonesia.

“Kami kemas dengan Botram ini agar acaranya santai, tetapi substansinya bisa kita tekankan untuk pendidikan toleransi berbangsa dan bernegara juga bermasyarakat,” ungkap Jhon Dien melalui siaran pers, seperti dilansir Kompas.com.

Jhon Dien menegaskan, tujuan ke depan dari acara ini adalah pembentukan Satgas Toleransi Purwakarta di tingkat pelajar. Hal ini dilakukan agar ajaran tentang toleransi dapat membumi sejak dini.

“Justru ke depan harus ada Satgas Toleransi di tingkat pelajar Purwakarta,” tandas Jhon Dien.

Kegiatan ini disambut positif Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Dia menyebut, Satgas Toleransi di tingkat pelajar ini bertugas memelihara keanekaragaman di internal sekolah masing-masing.

“Mereka jadi Relawan Toleransi, merawat ruang ibadah mereka yang sudah tersedia di sekolah, makan bersama pelajar lintas agama, sehingga keberagaman dan keberagamaan bisa tercipta mulai dari lingkungan sekolah. Mereka saling suap nasi di sini, itu pelajaran toleransi,” kata Dedi.

Pegiat Toleransi Indonesia, Denny Siregar, yang turut hadir dalam acara tersebut, menilai, toleransi dan kerukunan antar-umat di Purwakarta ini layak menjadi role model di tingkat nasional.

Menurut dia, hal ini persis seperti yang dipraktikkan di Nusa Tenggara Timur. Namun, di Purwakarta, auranya lebih dahsyat.

“Aura toleransi ini harus menyebar ke seluruh Indonesia. Mungkin di NTT karena Muslim di sana minoritas, katakanlah mereka ikut mainstream.Namun, di Purwakarta yang Muslim mayoritas, ternyata suasana toleransi lebih dahsyat lagi,” kata Denny yang merupakan penulis buku Tuhan Dalam Secangkir Kopi ini.

Salah seorang pelajar Purwakarta, Lagata Tri Dewi, mengaku merasakan kedamaian yang luar biasa dalam kegiatan ini.

Pelajar beragama Buddha ini pun mengapresiasi langkah Pemerintah Kabupaten Purwakarta dalam menciptakan suasana toleransi di Purwakarta.

“Saya bangga menjadi pelajar Purwakarta, suasana damai sudah terpelihara antar-umat beragama. Kami minoritas diberi ruang yang sama dengan mayoritas,” ujar pelajar kelas II SMA Negeri Campaka tersebut.

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi