- UCAN Indonesia - https://indonesia.ucanews.com -

Komunitas Kristiani menentang RUU pendidikan di India

 

Umat Kristiani menentang Rancangan Undang-Undang (RUU) Pendidikan yang diperkenalkan oleh pemerintah pro-Hindu di India karena pihaknya khawatir bahwa draf itu akan mengubah negara sekuler dan memperkuat sistem kasta.

Pemerintah federal, yang dipimpin oleh Partai Bharatiya Janata (BJP) pro Hindu, menerbitkan RUU Pendidikan pada Juli untuk meminta pendapat publik.

Kelompok Gereja yang pertama menentang draf itu dengan mengatakan ini adalah perjuangan BJP.

“Pemerintah berusaha memaksakan kebijakan itu. Jika RUU ini disetujui maka akan mengganggu negara sekuler dan damai itu,” kata Uskup Agung Delhi Mgr Anil Couto.

Umat Kristiani mengatakan bahwa RUU ini ingin mengkomersilkan pendidikan, sebuah langkah yang hanya akan mencuci otak karyawan dan bukan mencerahkan warga negaranya.

Mereka juga mengatakan bahwa RUU itu merusak nilai-nilai kesetaraan, sekularisme dan sosialisme yang tercantum dalam Konstitusi India.

“Pemerintah secara bertahap ingin mengontrol dan memusatkan sektor pendidikan dengan mengundang investasi dari badan-badan swasta,” kata Pastor Joseph Manipadam, sekretaris eksekutif Komisi Pendidikan Konferensi Waligereja India.

Kebijakan tersebut menginginkan berkinerja tinggi siswa untuk mengambil studi di bidang ilmu pengetahuan dan matematika, sementara yang lain harus mengambil pendidikan berbasis keterampilan.

“Ini secara alami akan mendorong siswa miskin mencari pekerjaan berdasarkan kasta,” kata imam itu.

Senada juga diungkapkan Samuel Jaikumar dari Dewan Gereja-gereja di India. Ia mengatakan kepada ucanews.com bahwa komunitas Kristen benar-benar khawatir tentang “komunalisasi dan komersialisasi” pendidikan.

“Kami ingin pemerintah menarik RUU tersebut karena tidak mengayomi kepentingan semua orang,” katanya.

Gereja Katolik di India telah mengkritik draf kebijakan pada Agustus yang memperkenalkan matematika Veda, yoga dan menekankan sistem pendidikan Hindu kuno.

Pada 17 November, lebih dari 50 organisasi sosial, berbagai partai politik, Gereja dan mahasiswa Kristen menggelar reli di parlemen di New Delhi untuk memprotes draf tersebut.

Politisi senior Digvijay Singh dari Partai Kongres Nasional India mengatakan  bahwa kelompok garis keras Hindu ingin memaksakan “kehendak dan ideologi mereka” dengan mengubah RUU Pendidikan.

“Kami ingin pemerintah menghapus draf kebijakan dari situsnya. Pihaknya sarus berdialog secara terbuka dengan semua pemangku kepentingan untuk membawa perubahan,” katanya.

1123d [1]

Dua biarawati Katolik berada di antara ratusan orang berbaris di New Delhi memprotes draf kebijakan pendidikan pada 17 November.

 

Sumber: ucanews.com [2]