UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Pembangunan pohon Natal tertinggi di dunia dihentikan setelah dikritik kardinal

Desember 13, 2016

Pembangunan pohon Natal tertinggi di dunia dihentikan setelah dikritik kardinal

Pembangunan pohon Natal tertinggi di dunia dihentikan.

 

Sri Lanka telah menghentikan pembangunan pohon Natal tertinggi di dunia setelah dikritik Uskup Agung Kolombo karena proyek itu dianggap hanya menghambur-hamburkan uang.

Pembangunan pohon Natal dihentikan pada 6 Desember menyusul komentar Kardinal Malcolm Ranjith dalam sebuah konferensi pers pada hari yang sama.

“Mereka yang bertanggung jawab atas proyek ini harus menggunakan dana tersebut untuk memberikan beasiswa bagi anak-anak miskin atau membangun rumah bagi orang miskin,” kata Kardinal Ranjith.

“Pembangunan pohon Natal harus dihentikan. Natal adalah kesempatan untuk berbagi dengan orang yang membutuhkan, bukan menghambur-hamburkan uang,” tambahnya.

Pemerintah mengumumkan bahwa mereka menghentikan pembangunan tersebut menyusul diskusi antara Ketua Panitia Mangala Gunasekara dan Menteri Pelabuhan dan Perekapalan Arjuna Ranatunga yang juga legenda kriket Sri Lanka.

“Kami menghormati saran kardinal dan akhirnya pembangunan pohon Natal telah dihentikan sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh Menteri Ranatunga setelah melalui diskusi dengan anggota komite,” kata Sekretaris Menteri Pelabuhan dan Perekapalan Thameera Manju kepada media.

1213h

Panitia proyek pembangunan pohon Natal mengumumkan bahwa mereka menghentikan pembangunan tersebut pada konferensi pers, 7 Desember.

 

Pada konferensi pers, Gunasekara mengatakan bahwa mereka telah memberitahu Gereja Katolik sebelum memulai proyek itu dan Gereja telah menyetujui.

“Ada kesalahpahaman di kalangan masyarakat tentang dari mana dana berasal, sumber daya untuk membangun pohon yang diberikan kepada kami oleh berbagai organisasi dan itu semata-mata pekerjaan sukarela,” katanya.

“Pohon itu untuk membawa pesan perdamaian ke dunia dan memperkuat kerukunan  antara berbagai kelompok etnis dan agama,” kata Gunasekara.

“Kardinal telah menyarankan untuk memberikan dana untuk proyek tersebut kepada orang miskin. Jadi seperti Buddha kami sangat menghormati saran dan telah sepakat untuk menghentikan pembangunannya,” tambahnya.

Rencananya pohon Natal itu akan dibangun dengan tinggi 96 meter, namun pembangunan tersebut  dihentikan pada ketinggian 18 meter. Proyek itu akan menelan biaya sebesar 12 juta rupe (80.000 dolar AS) dan setengah dari angka tersebut telah digunakan.

Sumber: ucanews.com

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi