- UCAN Indonesia - https://indonesia.ucanews.com -

Parade Natal di Lahore digelar kembali setelah satu dekade absen

 

Ribuan Sinterklas memadati pusat Lahore akhir pekan lalu untuk parade Natal tradisional, pertama kalinya dalam satu dekade setelah khawatir akan keamanan sehingga acara tersebut dihentikan.

Para peserta melambaikan bendera Pakistan berukuran raksasa, drama Natal dan paduan suara menyanyikan lagu-lagu Natal.

Noman Saeed, seorang pedagang roti, mengikuti parade itu melalui ponsel bersama teman-temannya.

“Semua orang memiliki cara tersendiri untuk merayakan pesta suci ini. Natal membantu bisnis kami karena permintaan kue khusus meningkat di masa ini,” kata Saeed.

Parade selama satu jam ini diselenggarakan oleh Keuskupan Raiwind, yang membawa para guru sekolah minggu, siswa dan orangtua dari 25 Gereja Protestan.

Uskup Samuel Azarya dari Keuskupan Raiwind memimpin parade bersama empat pendeta.

“Kami menunggu sampai hari terakhir, tapi hanya ada jaminan lisan untuk parade publik tersebut. Hanya tiga pengawas lalu lintas membantu kami. Namun, kami berterima kasih kepada pemerintah mendukung kami dalam melanjutkan tradisi yang telah terhenti akibat terorisme. Namun, keamanan perlu dilakukan di gereja-gereja pada hari Minggu,” kata Uskup Azarya.

“Kami berharap parade ini akan memberikan dorongan spiritual bagi orang Kristen lokal. Tapi, kami tidak bergantung pada keamanan pemerintah untuk acara tersebut,” katanya.

“Acara ini adalah pesan bagi seluruh bangsa bahwa orang Kristen juga ada, kami juga memiliki kebebasan beragama penganiayaan kami akan berakhir..”

Khawatir keamanan

Gereja-gereja di seluruh negeri itu terus mengadakan melas (pameran) Natal dan mengadakan berbagai program untuk anak-anak dan orang miskin selama masa ini, tetapi sebagian besar peristiwa ini diadakan di pelataran gereja.

Keamanan telah diperketat di sekitar lebih dari 480 gereja di kota itu setelah dua bom bunuh diri tahun lalu di gereja di Youhanabad, pemukiman Kristen terbesar di Punjab.

Rencana keamanan untuk Natal telah mencantumkan Katedral Hati Kudus Lahore ke dalam ‘kategori A’. Kamera CCTV akan dipasang di pintu gerbang Gereja Katolik terbesar di negara tersebut.

Pengumuman telah dilakukan pada hari Minggu melarang umat Katolik membawa barang-barang seperti tas.

Sumber: ucanews.com [1]