UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Presiden Duterte berterima kasih kepada Paus Fransiskus

Januari 20, 2017

Presiden Duterte berterima kasih kepada Paus Fransiskus

Presiden Filipina Rodrigo Duterte berbicara di Cabanatuan City, Filipina, 18 Januari.

 

Presiden Filipina Rodrigo Duterte, yang pernah mengecam Paus Fransiskus karena menimbulkan kemacetan lalu lintas di Manila, menulis surat untuk ucapan terima kasih kepada Bapa Suci atas kunjungannya ke negara itu tahun 2015.

Presiden itu menyampaikan “penghargaan mendalam” tentang kunjungan apostolik, seraya menambahkan bahwa Filipina “menghormati hubungan khusus dengan Takhta Suci.”

“Mohon terima, Yang Mulia, penghargaan tertinggi dan hormat saya,” tulis Duterte.

Jesus Dureza, penasehat perdamaian presiden, menyerahkan surat tersebut kepada Paus Fransiskus pada audiensi umum di Vatikan, 18 Januari.

Dureza, yang saat ini berada di Roma untuk menghadiri putaran ketiga pembicaraan damai di antara pemerintah dan pemberontak komunis, mengatakan ia meminta Paus Fransiskus memberkati Filipina.

Duterte menjadi berita utama karena mengecam Paus yang memacetkan lalu lintas saat kunjungannya ke Filipina.

Juru bicaranya kemudian membantah bahwa ia tidak mengecam Bapa Suci, tapi cara penanganan keamanan menyebabkan penutupan beberapa ruas jalan.

Presiden Filipina itu kemudian mengirimkan surat permintaan maaf kepada Paus Fransiskus.

Pastor Jerome Secillano dari Kantor Urusan Media Konferensi Waligereja Filipina mengatakan Duterte hanya memiliki hubungan “diplomatik” dengan Vatikan.

“Sementara hubungan di antara Gereja lokal dan pemerintah tampaknya renggang, dan presiden yakin bahwa ini tidak akan mempengaruhi harga diri dia dengan Paus dan hubungan diplomatik di antara Filipina dan Vatikan,” kata imam itu.

Pastor Secillano mengatakan surat itu menyakinkan Paus bahwa Duterte  “kurang harmonis dengan para imam dan uskup di negaranya, ini tidak harus disalahartikan sebagai memotong hubungan khusus mereka dengan Vatikan.”

Sejumlah uskup telah mengungkapkan keraguan bahwa hubungan  antara pemimpin Gereja di negara itu dan presiden akan membaik yang disampaikan dalam berbagai opini mereka pada isu-isu seperti peningkatan hukuman mati dan pembunuhan terhadap para pengguna dan bandar narkoba yang dicurigai.

Sumber: ucanews.com

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi