- UCAN Indonesia - https://indonesia.ucanews.com -

Agama-agama di Vietnam mengalami tindakan represif

 

Jika Anda mengikuti agama tak diakui di Vietnam yang bisa Anda harapkan adalah pelecehan dari pihak berwenang, demikian pengawas kebebasan beragama.

“Kami mencatat 59 pelanggaran kebebasan beragama oleh pemerintah tahun 2016, meningkat sembilan kasus dari tahun 2015,” kata Pastor Anthony Le Ngoc Thanh, ketua Asosiasi Perlindungan Kebebasan Beragama berbasis di Vietnam, kepada ucanews.com.

Pastor Thanh mengatakan pemerintah menargetkan umat Katolik dan para penganut kepercayaan yang tidak diakui negara seperti Cao Dai, Hoa Hao Buddha, Buddha Sangha Vietnam dan sekte-sekte kecil Kristen di daerah terpencil.

Organisasinya mengeluarkan laporan kuartal keempat pada 11 Januari yang menunjukkan 22 kasus yang terjadi selama tiga bulan terakhir.

“Contoh-contoh penganiayaan agama menjadi semakin buruk,” katanya.

Dia mengatakan kelompok-kelompok agama kecil dihalangi untuk menghadiri pelayanan keagamaan, termasuk Natal dan perlakuan tidak manusiawi oleh aparat.

Sebanyak 27 pelanggaran dilakukan terhadap umat Katolik terkait dengan serangan brutal kepada imam dan orang awam di daerah terpencil dan konflik terkait properti Gereja. Pihak berwenang juga menghancurkan salib dan patung-patung serta menghentikan para imam dan bahkan uskup untuk mengunjungi umat Katolik di daerah terpencil.

Laporan ini juga mencatat kasus unik di mana pejabat keamanan melemparkan telur busuk ke rumah Hoa Hao Buddha di Provinsi Vinh Long dan Provinsi Dong Thap bagian selatan dan mencegah mereka untuk merayakan 71 tahun kematian empat umatnya yang dibunuh oleh komunis.

“Pelanggaran-pelanggaran ini menunjukkan bahwa pihak berwenang telah menantang larangan konstitusional terkait pelanggaran kebebasan beragama,” kata laporan itu.

Pastor Thanh mengatakan meskipun para pejabat pemerintah tahu bahwa tindakan keras mereka terhadap agama ilegal, tapi mereka terus melakukan atas nama menjaga ketertiban sosial dan pembangunan ekonomi.

November lalu, UU Kepercayaan dan Agama pertama negara itu disahkan oleh Majelis Nasional. UU ini melarang agama mengelola sekolah dan rumah sakit. Agama-agama lokal hanya diperbolehkan untuk memberikan pendidikan prasekolah.

“Isu-isu negatif masih tetap dalam hubungan di antara pemerintah dan agama,” kata Uskup Peter Nguyen Van Kham, sekretaris jenderal Konferensi Waligereja Vietnam, pada pertemuan nasional yang diadakan pemerintah di Ho Chi Minh City, 19 Desember.

Sebanyak 55 pemimpin agama bertemu dengan Perdana Menteri Nguyen Xuan Phuc dan para pejabat tinggi lainnya di acara tersebut.

Uskup Kham mengatakan UU baru itu “tidak peduli tentang kebutuhan masyarakat untuk kegiatan keagamaan.”

Ke depan, Uskup itu menambahkan bahwa ia berharap pemerintah akan mengubah sikapnya terhadap agama.

Vietnam secara resmi mengakui 39 organisasi keagamaan dari 13 agama, dengan total 24 juta penganut, lebih dari 6 juta dari mereka beragama Katolik, yang dilayani oleh 83.000 pastor.

Sumber: ucanews.com [1]