- UCAN Indonesia - https://indonesia.ucanews.com -

Beatifikasi ‘samurai Kristus’ akan disiarkan secara langsung

 

Misa beatifikasi samurai Kristus yang akan dirayakan di kota Osaka, Jepang akan disiarkan melalui YouTube pada 7 Februari.

Pastor Renzo De Luca SJ dan Suster Chiaki Maeda dari Kongregasi Cinta Kasih Yesus, keduanya adalah anggota Komite Katolik Jepang untuk Mempromosikan Kanonisasi, akan memberikan komentar untuk siaran langsung beatifikasi Yang Mulia Justo Ukon Takayama, seorang daimyo (raja feodal) tingkat tinggi.

Lahir dari keluarga pemilik tanah, Ukon (1552-1615) menjadi Kristen pada usia 12 tahun setelah berkontak dengan para misionaris Yesuit.

Selama penganiayaan orang Kristen di abad ke-17, ia mengalami kehilangan posisinya karena imannya dan diasingkan ke Filipina.

Kardinal Angelo Amato, Prefek Kongregasi Penggelaran Kudus Vatikan, akan merayakan Misa dalam bahasa Latin.

Siaran tersebut akan dimulai pada pukul 11:00 hingga 15:00 waktu Jepang. Misa dimulai pada tengah hari.

Pastor De Luca adalah direktur Museum 26 Martir di Nagasaki. Dia akan menjadi provinsial Yesuit pada 1 Maret. Misionaris Argentina itu dikirim ke Jepang ketika Paus Fransiskus menjadi rektor Fakultas Filsafat dan Teologi San Miguel, tempat Pastor De Luca kuliah.

“Saya ingin tidak hanya orang Jepang, tetapi juga orang asing menontonnya,” kata Pastor De Luca yang akan berbicara dalam bahasa Jepang, tetapi juga bahasa Inggris dalam komentarnya.

Pastor De Luca memuji Ukon sebagai “seorang yang luar biasa dalam segala bidang.”

“Sebagai seorang Kristen, sebagai pemimpin, sebagai seorang budayawan, sebagai pelopor adaptasi, ia adalah panutan dan ada banyak hal yang dapat dipelajari dari dia. Di era saat ini ketidakpercayaan politik, saya pikir dia akan sangat membantu untuk orang selain Kristen.”

Ketika Shogun Toyotomi Hideyoshi mengambil alih kekuasaan dan melarang praktek Kristen, Ukon menolak untuk mengikuti raja feodal besar dan meninggalkan imannya. Dia kehilangan hartanya, posisinya, status sosialnya, dan kehormatan serta akhirnya dipaksa ke pengasingan. Bersama 300 orang Kristen Jepang lainnya ia melarikan diri ke Manila di mana, hanya 40 hari setelah kedatangannya, ia jatuh sakit dan meninggal pada 4 Februari 1615.

Paus Fransiskus menandatangani sebuah dekrit untuk beatifikasi pada Januari tahun lalu.

Sumber: ucanews.com [1]