UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Patung Santa Maria dari Fatima disambut sukacita para korban Haiyan

Pebruari 9, 2017

Patung Santa Maria dari Fatima disambut sukacita para korban Haiyan

Para devosan Santa Maria dari Fatima berusaha menyentuh dan mencium pantung itu ketika tiba di kota Tacloban, Filipina tengah, 6 Februari.

 

Kunjungan “patung ziarah” Santa Maria dari Fatima ke kota Tacloban, Filipuna bagian tengah  pada 6 Februari adalah “tanda terkabulnya doa” dari Rowena Badeo, 22, yang merayakan ulang tahunnya hari itu.

Wanita muda dari distrik San Jose di mana ratusan orang meninggal selama topan Haiyan tahun 2013, mengatakan dia telah berdoa dan hasil dari doanya bahwa “Tuhan masih peduli.”

“Saya merasa ditinggalkan. Masih ada rasa sakit akibat kehilangan keluarga saya. Saya telah bertanya mengapa Tuhan mengambil orang-orang yang saya paling cintai,” kata Badeo sambil menangis.

“Saya terus bertanya kepada Tuhan, tapi saya tidak pernah kehilangan iman saya,” katanya kepada ucanews.com.

Pasangannya dan anaknya berusia 1 tahun termasuk di antara ribuan orang yang meninggal selama topan tersebut.

Badeo telah menjadi devosan militan kepada Santa Maria dari Fatima sejak ia masih kecil.

“Saya sangat fanatik berdevosi kepada Santa Maria dari Fatima. Saya selalu berdoa untuk mendapat bimbingan dan kekuatan untuk melanjutkan hidup saya,” katanya.

Korban topan selamat lain, Aljun Diaz, 26, hampir tidak bisa menahan kegembiraannya setelah mendengar berita bahwa patung tersebut berada di kota itu.

Diaz bercerita bahwa ketika topan Haiyan melanda kota itu ia dan keluarganya berdoa rosario.

“Iman menyelamatkan kami,” katanya, seraya menambahkan “semua kami di rumah kami selamat.”

Sekitar 7.500 orang tewas dan sekitar 2.000 lainnya hilang ketika topan Haiyan, melanda Filipina tengah pada November 2013.

“Saya sangat bersyukur bahwa pada saat kita menghadapi situasi kritis, Tuhan menyelamatkan karena iman kami,” kata Diaz.

Seruan doa dan tobat

Pastor Erby Davy Lajara dari Paroki St. Joseph, di mana patung itu ditakhtakan, mengatakan kunjungan tiga hari patung peziarah Santa Maria dari Fatima adalah “seruan untuk berdoa dan tobat.”

“Ini merupakan penegasan bahwa hidup ini indah (dan) Tuhan selalu bersama kita,” kata imam itu yang mengajak umat untuk berdoa bagi perdamaian di tengah serangkaian pembunuhan di negara ini.

Gay Gaspay, 58, selamat dari topan Haynan, berdoa di depan patung itu untuk bersyukur kepada Tuhan karena melindungi dia serta enam anak dan empat cucunya.

“Dia melindungi kami,” kata Gaspay, mengacu kepada Bunda Maria.

“Dia mengabulkan doa saya. Saya yakin ia akan berdoa untuk melindungi kita semua dari bahaya,” tambahnya.

Monsignor Ramon Aguilos mengatakan kunjungan patung itu ke Filipina tengah untuk “mengingatkan kita bahwa kita perlu memulai ziarah doa, persekutuan, dan belajar.”

“Patung itu membantu kita untuk menegaskan kembali niat kita untuk mengikuti Yesus. Ibunya Maria menunjukkan kepada kita jalan,” kata imam itu.

Imam itu mengatakan patung itu berasal dari Vatikan dan merupakan salah satu dari enam patung diberkati oleh Paus Fransiskus untuk dikirim di seluruh dunia untuk menandai satu abad penampakan Bunda Maria kepada tiga anak di Fatima, Portugal (1916-1917).

Bagi ratusan korban topan yang mengantri untuk mencium dan menyentuh patung Santa Maria dari Fatima adalah “penegasan bahwa Mama Mary bersama kita dan tidak akan meninggalkan kita.”

Sumber: ucanews.com

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi