UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Bantuan untuk keselamatan warga Filipina yang dihukum mati di UEA

Maret 1, 2017

Bantuan untuk keselamatan warga Filipina yang dihukum mati di UEA

Orangtua Jennifer Dalquez yang dijatuhi hukuman mati di Arab menyerukan bantuan selama acara renungan malam di Manila, 27 Februari.

 

Sebuah kelompok Gereja di Manila mengimbau pemerintah Filipina “mengerahkan segala upaya” guna menyelamatkan seorang wanita Filipina yang dihukum mati di Uni Emirat Arab (UEA).

Promosi Respons Gereja Rakyat juga meminta pihak berwenang di UAE untuk memahami Jennifer Dalquez sebagai “migran rentan” yang “dipaksa oleh keadaan untuk membela hidupnya.”

“(Dalquez) adalah korban penyerangan karena kerentanan sebagai seorang wanita migran,” demikian pernyataan kelompok itu.

Pada Mei 2015, pengadilan UEA menjatuhkan hukuman mati kepada Dalquez, pekerja rumah tangga berusia 30 tahun, karena membunuh majikan pria di kota Al Ain.

Wanita Filipina itu mengajukan banding, tetapi pengadilan mengatakan hukuman mati hanya bisa dicabut jika keluarga korban memberikan “uang darah.”

Pada 27 Februari, Pengadilan Banding di Al Ain dijadwalkan akan mengeluarkan putusan dalam kasus pembantu tersebut, tapi hakim memutuskan menunda putusan itu agar keluarga korban datang juga ke pengadilan.

Dokumen pengadilan menyatakan bahwa Dalquez menyerang majikannya di rumahnya pada 7 Desember 2014.

Namun, wanita Filipina itu membantah pembunuhan majikannya, dengan mengatakan ia bertindak membela diri karena pria itu mencoba memperkosanya.

Ibu Dalquez ini, Rajima, mengatakan putrinya tidak bersalah dan meminta bantuan pembebasan dirinya.

“Anak-anaknya terus meminta kami agar ibu mereka pulang ke Filipina,” kata Rajima sambil berlinang air mata saat upacara menyalakan lilin di Universitas Filipina pada 27 Februari.

“Jennifer, seperti perempuan korban kekerasan lain di seluruh dunia, tidak pernah berniat menyerang. Ketika tidak ada yang membantu maka jalan rasional yang dilakukan untuk membela hidupnya,” kata kelompok Gereja.

Kelompok itu mengatakan pihaknya “membangun solidaritas dengan para migran” dengan meminta pemerintah Filipina dan UEA “menjunjung tinggi martabat dan hak asasi manusia migran dan pekerja migran.”

“Mengingat besarnya masalah, ini tentang waktu (kantor Luar Negeri) menetapkan atase hukum tetap di daerah masalah ketika seorang pekerja sudah di penjara,” kata  Winston Castelo, seorang legislator.

Pemerintah Filipina memberikan pengacara untuk warga Filipina diadili di luar negeri, terutama dalam kasus-kasus yang memiliki hukuman penjara seumur hidup atau hukuman mati melalui bantuan hukum pemerintah.

Hukum gantung Dalquez ini teringat pelaksanaan hukuman pekerja Filipina Jakatia Pawa di Kuwait pada Januari. Pawa dihukum karena membunuh anak majikannya.

Menurut Statistik Otoritas Filipina sekitar 2,4 juta orang Filipina bekerja di luar negeri.

Departemen Luar Negeri mengatakan sedikitnya 88 warga Filipina dihukum mati, kebanyakan dari mereka di Kerajaan Arab Saudi.

Sumber: ucanews.com

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi