UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Pemimpin Gereja Filipina kecam tindakan  ‘berdarah’ pada Pekan Suci

April 14, 2017

Pemimpin Gereja Filipina kecam tindakan  ‘berdarah’ pada Pekan Suci

Seorang pria tergantung di salib selama ritual Pekan Suci di propinsi Pampanga. (UCAN/Joe Torres)

 

Pemimpin gereja Katolik di Filipina memperingatkan umat yang merelakan dirinya untuk disalibkan atau yang mencambuk diri sebagai tanda ketaatan dalam Pekan Suci.

“Jika ingin diampuni  sesalilah dosa-dosamu, buatlah pengakuan dosa yang baik dan mengubah  hidupmu,” kata Pastor Jerome Secillano dari kantor urusan publik Konferensi Waligereja.

Pekan Suci di Filipina dianggap sebagai salah satu minggu tersibuk dalam setahun untuk orang Filipina, dengan banyak warna dan arak-arakan.

Orang yang mengaku dosanya dan  tunduk pada salib atau menyerahkan diri pada hari Kamis Putih dan pada Jumat Agung memohan ampun atas dosa-dosa mereka dan bersyukur kepada Tuhan atas berkat-berkat yang mereka terima sepanjang tahun.

Pastor Secillano mengingatkan orang-orang yang ingin berbagi penderitaan Yesus Kristus  “hidup kita di Bumi sudah penuh penderitaan.”

“Apakah mereka tidak menderita ketika mereka tidak ada makan, tidak ada pekerjaan, atau kehidupan mereka sengsara?” kata imam itu. Ia menambahkan bahwa tidak ada kebutuhan untuk menimbulkan rasa sakit pada diri sendiri untuk diselamatkan “karena Allah sudah melakukan itu untuk kita.”

Uskup Agung Socrates Villegas dari Lingayen-Dagupan, ketua Konferensi Waligereja, mengatakan ada banyak cara untuk menaati Pekan Suci.

“Anda harus ingat bahwa minggu ini suci bukan karena darah Yesus Kristus, minggu ini  suci bukan karena pengorbanan yang kita buat,” kata prelatus itu.

“Minggu ini suci karena di antara semua hari dalam seminggu, Allah telah mencurahkan begitu banyak cinta ke hari ini,” kata Uskup Agung Villegas.

Dia mendesak umat Katolik untuk mengunjungi rumah sakit dan orang sakit selain mengunjungi gereja-gereja. “Bawakan mereka makan seperti yang biasanya kita lakukan selama Natal. Itu adalah ziarah,” kata prelatus itu.

Untuk mereka yang mencambuki diri dan penyaliban, Uskup Agung Villegas mengatakan “itu tidak lagi diperlukan untuk menumpahkan darah karena penumpahan darah dilakukan oleh Yesus Kristus bagi kita.”

“Kita tidak harus menyakiti diri kita sendiri lagi karena kita tidak dapat menambah gairah kita mengikuti kristus,” katanya.

Di Filipina, awal peringatan Triduum Paskah pada Kamis Putih  diawali oleh Misa Perjamuan Tuhan.

Mencuci kaki para rasul adalah kembali diberlakukan di banyak gereja, diikuti dengan prosesi Sakramen Mahakudus ke “Altar of Repose.”

Tradisi Visita Iglesia atau mengunjungi gereja dimulai setelah ritual Kamis Putih. Orang mengunjungi setidaknya tujuh gereja di sekitar kota, konon untuk merenungkan Jalan Salib.

Jumat Agung biasanya diawali dengan Jalan Salib dan refleksi tentang Tujuh kata terakhir, yang disampaikan oleh orang terbaik dan  paling fasih dalam bicara, termasuk politisi, aktor, dan imam.

Drama tentang penderitaan  yang sebut Senakulo dipentaskan di sore hari, diikuti dengan prosesi umat dan Flagellant (orang yang dicambuk) yang kadang-kadang dirinya dipaku pada salib, sebagai ungkapan penebusan dosa.

Baca juga: Philippine church leaders criticize ‘bloody’ Holy Week acts

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi