UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Pemimpin Muslim berusaha agar pejuang Abu Sayyaf menyerahkan diri

April 24, 2017

Pemimpin Muslim berusaha agar pejuang Abu Sayyaf menyerahkan diri

Letjen Carlito Galvez Jr. (kiri), komandan militer Mindanao Barat dan Rene Medina Komandan Angkatan Laut untuk wilayah itu menghadirkan kepada media 11 pejuang Abu Sayyaf yang menyerahkan diri Tawi-Tawi pada 13 April. (Darwin Wally Wee/ucanews.com)

 

Pemimpin Muslim di Filipina selatan sedang mengupayakan penyerahan diri pejuang Abu Sayyaf  kelompok teroris yang terkenal di Mindanao.

“Ada inisiatif dan upaya untuk menjangkau [pemimpin kelompok teror itu],” kata Abdulmuhmin Alyakanie Mujahid, kepala Dewan Fatwa di Mindanao, kepada ucanews.com.

Mujahid membuat pernyataan di tengah laporan bahwa seorang pemimpin tertinggi Abu Sayyaf telah mengirim pesan keinginan menyerahkan diri kepada militer Filipina.

Letnan Jenderal Carlito Galvez, pimpinan militer untuk komando Mindanao barat , mengatakan Raddulan Sahiron, yang berada dalam daftar teroris A.S. di Filipina, telah melakukan kontak dengan pihak berwenang.

Sahiron, yang diyakini berusia 74 tahun, didakwa di pengadilan A.S. pada tahun 2007 karena keterlibatannya dalam penculikan seorang warga Amerika. Pemerintah A.S. telah menawarkan hadiah sebesar US $ 1 juta untuk penangkapan Sahiron.

Galvez mengatakan bahwa penyerahan Sahiron bertujuan agar pemerintah Filipina tidak menyerahkannya kepada pihak berwenang A.S.

Sahiron dianggap sebagai “pemimpin keseluruhan Abu Sayyaf” setelah pemimpin senior kelompok teror lainnya tewas dalam bentrokan dengan tentara pemerintah dalam beberapa tahun terakhir.

Galvez mengatakan bahwa mereka saat ini menggunakan pendekatan “tanpa senjata” untuk menangani terorisme di bagian selatan negara tersebut.

Mujahid memuji langkah pemerintah tersebut, dengan mengatakan bahwa militer tidak akan pernah menyelesaikan masalah dengan penggunaan senjata api. “Kita semua harus bekerja sama,” kata pemimpin agama tersebut.

Sedikitnya 11 pejuang Abu Sayyaf di provinsi Tawi-Tawi menyerahkan diri kepada pemerintah pada Pekan Suci. Sebanyak 16 pejuang sudah menyerah diri sejak Januari tahun ini.

Mujahid mengatakan bahwa para pemimpin agama Muslim telah berbicara dengan beberapa pejuang Abu Sayyaf untuk meyakinkan mereka bahwa “apa yang mereka lakukan bertentangan dengan ajaran Islam.”

“Beberapa dari mereka meminta maaf, tapi beberapa mengancam kami,” kata Mujahid. “Mereka bilang mereka akan membunuh kami jika mereka melihat kami, tapi kami tidak peduli,” tambahnya.

Dia mengatakan sejumlah ulama, atau pemimpin agama, di Mindanao telah menerima “ancaman pembunuhan” atas usaha mereka untuk melawan penyebaran Islam radikal di wilayah tersebut.

Ben Saudi Sariol, seorang pejuang Abu Sayyaf yang menyerah pekan lalu bersama ayahnya, mengakui bahwa operasi militer yang intensif menekannya untuk menyerah.

“Kami hanya ingin kehidupan yang damai. Kami ingin melihat anak-anak kami pergi ke sekolah,” katanya dalam bahasa ibunya. “Kami merasa jauh lebih aman sekarang,” katanya kepada ucanews.com.

 

Baca juga: Muslim leaders work on surrender of Abu Sayyaf fighters

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi