UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Salib di Kerala dihancurkan pemerintah Komunis

April 24, 2017

Salib di Kerala dihancurkan pemerintah Komunis

Orang-orang Kristen di negara bagian Kerala, India, protest terhadap pemerintah yang mencabut salib yang berada di atas sebuah bukit (Arun Sankar/AFP)

Kelompok Kristen di negara bagian Kerala, India selatan, memprotes pihak berwenang yang memindahkan sebuah salib dari atas sebuah bukit oleh pemerintah komunis setempat setelah pemerintah merebut kembali tanah dari perambah.

Sekelompok pejabat pemerintah menggunakan bor listrik dan bulldozer pada tanggal 20 April menghancurkan dasar beton dari sebuah salib besi 8 meter yang merupakan milik kelompok neo-kristen “Spirit of Jesus” yang didirikan di daerah perbukitan Pappathshola – secara tidak sah, menurut para pejabat. Kelompok ini menjalankan pusat doa dan retret di area wisata kebun teh distrik Idukki. Tidak ada pejabat yang bersedia untuk komentar pada saat penulisan berita ini.

“Pembongkaran salib telah menyakiti seluruh komunitas Kristen,” kata Varghese Vallikkat, wakil sekretaris jenderal Dewan Uskup Katolik Kerala.

Pemerintah merealisasikan penggusuran tersebut setelah penyelidikan membuktikan telah terjadi perambahan lahan secara luas di wilayah tersebut. Media berbahasa lokal melaporkan bagaimana politisi dan orang kaya berkolusi untuk merebut tanah publik dan membangun resor dan rumah-rumah pribadi di kawasan wisata yang berkembang pesat itu.

Daerah tersebut merupakan bagian dari Keuskupan Idukki, yang pejabatnya telah menyampaikan protes mereka kepada kepala menteri negara bagian, kata Pastor Jose Karivelickal, juru bicara keuskupan.

“Orang-orang Kristen memegang salib dengan penuh penghormatan. Pejabat seharusnya menunjukkan rasa hormat pada perasaan mereka saat mereka menurunkan simbol kuat yang disembah oleh orang-orang Kristen di seluruh dunia,” kata Pastor Karivelickal kepada ucanews.com.

Imam tersebut mengatakan bahwa pihak berwenang tidak membahas keputusan mereka untuk menghancurkan salib tersebut dengan para pejabat gereja. “Ini salah, pemerintah seharusnya menangani masalah ini dengan lebih hati-hati,” katanya.

Umat ​​Kristen setempat mengatakan bahwa pengikut kelompok Spirit of Jesus dan penduduk setempat lainnya memadati daerah tersebut ketika para petugas datang untuk menghancurkan salib tersebut.

Dengan risiko ditangkap, mereka berusaha mencegah pembongkaran tersebut. Beberapa mencoba untuk menghadang tim pemerintah dengan meninggalkan kendaraan mereka di jalan. Namun, pemerintah menggunakan ekskavator untuk membersihkan blokade dan polisi menyingkirkan para pemrotes.

Kepala Menteri Negara Bagian Kerala Pinarayi Vijayan, saat berbicara dalam pertemuan publik setelah acara tersebut, mengatakan pihak berwenang seharusnya lebih berhati-hati.

Namun, dia mengeritik laporan media yang mengatakan bahwa penyingkiran salib tersebut sebagai gambaran upaya  pemimpin komunis  negara bagian melawan salib.

Orang-orang Kristen, yang merupakan hampir 18 persen dari 32 juta penduduk negara bagian itu, telah lama khawatir bahwa ketidakpercayaan komunis terhadap agama akan menimbulkan ancaman bagi iman mereka.

Namun, komunis tidak pernah mencoba memaksakan ideologi mereka pada orang Kristen sejak mereka berkuasa di negara bagian untuk pertama kalinya pada tahun 1957.

 

Baca juga: Cross bulldozed in communist-led Kerala

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi