UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Pemimpin Muslim membantu deradikalisasi anggota Abu Sayyaf

Mei 17, 2017

Pemimpin Muslim membantu deradikalisasi anggota Abu Sayyaf

Anggota kelompok pemberontak di selatan Filipina ketika menyatakan dukungan untuk bergabung dengan ISIS

Pemimpin Muslim di wilayah Mindanao, Filipina selatan mengatakan bahwa mereka akan membantu “mereformasi” anggota kelompok teror Abu Sayyaf yang telah menyerahkan diri kepada pihak berwenang.

Alih Sakaluran Aiyub, sekretaris jenderal Majelis Ulama Filipina, mengatakan bahwa sedang ada upaya  membantu mereformasi mantan teroris.

“Kami terutama akan membantu dalam proses pembekalan dan re-edukasi,” kata Aiyub dalam sebuah wawancara dengan ucanews.com.

Dia mengatakan bahwa mereka akan fokus pada kebutuhan “aspek psikologis” dari mereka yang menyerah, ia menambahkan bahwa mekanisme yang akan mereka gunakan perlu “tidak kentara”.

“Pendekatan kami tidak meneror para teroris,” kata Aiyub, salah satu fasilitator pertemuan puncak ulama dan sarjana Muslim di Cotabato minggu ini.

Pertemuan yang diselenggarakan oleh Darul Ifta dari pemerintahan Muslim Mindanao yang otonom, membahas ancaman terorisme di wilayah tersebut.

Para pemimpin agama sepakat bahwa mantan teroris, setidaknya 50 dari mereka yang menyerah dalam beberapa bulan terakhir, dapat “secara efektif” meyakinkan pejuang yang aktif untuk menyerah.

“Mereka bisa sangat efektif,” kata Aiyub, ia menambahkan bahwa, “kita harus memenangkan hati dan pikiran mereka.”

Bagian dari rencana aksi yang disepakati dalam pertemuan tersebut adalah serangkaian konsultasi dengan pejabat lokal dan sektor keamanan.

Letnan Jenderal Carlito Galvez, Jr., komandan Komando Mindanao militer Filipina Barat, menyambut baik inisiatif tersebut.

“Akan sangat membantu jika Ulama dapat kembali mengorientasi dan memfokuskan kembali nalar dan meluruskan penalaran kelompok teror,” kata Galvez kepada ucanews.com.

Dia menyoroti “kebutuhan untuk menyatukan semua upaya kita untuk memenangkan perang melawan ekstremisme dan terorisme Islam di wilayah kita.”

Setelah pertemuan tiga hari tersebut berakhir pada 14 Mei, para ulama dan ilmuwan Muslim mengeluarkan sebuah deklarasi yang mengecam terorisme, dengan mengatakan bahwa “dilarang dan melanggar hukum untuk menggunakan Islam demi membenarkan atau melegitimasi ekstremisme dan terorisme yang kejam.”

Mereka juga mengakui bahwa ini telah menjadi tantangan bagi para pemimpin agama Muslim “untuk mendidik kembali umat untuk menemukan kembali keyakinan Islam akan keadilan, belas kasih, harmoni, dan kedamaian.”

Aiyub mengatakan solusi jangka panjang untuk masalah terorisme di wilayah selatan Filipina “telah terbukti menantang.”

“Kita harus melawan mereka secara ideologis …. Kita tidak bisa berdebat dengan mereka secara langsung jika mereka bersenjata,” katanya.

Militer Filipina pekan lalu mengatakan telah memantau 16 teroris asing yang beroperasi di wilayah selatan Mindanao.

“Mereka adalah orang Malaysia dan orang Indonesia yang ingin menjalin hubungan dengan [Negara Islam],” kata Letnan Kolonel Jo-ar Herrera, juru bicara Divisi Infanteri 1 tentara.

Pejabat militer, mengatakan bahwa teroris asing tidak berhasil karena “usaha kita di lapangan.”

Baca juga: Muslim religious leaders to help ‘reform’ Abu Sayyaf

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi