UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Pejabat Vietnam mengintimidasi istri pendeta yang dipenjara

Juni 1, 2017

Pejabat Vietnam mengintimidasi istri pendeta yang dipenjara

Tran Thi Hong (keempat dari kanan) istri dari pendeta yang ditahan dan pejabat agama berfoto bersama delegasi Amerika Serikat pada sebuah pertemuan tentang agama pada 24 Mei di Ho Chi Minh.

Pejabat Vietnam dituduh menggunakan taktik memalukan dan memecah belah untuk memaksa narapidana hati nurani untuk meniggalkan perjuangannya bagi kebebasan beragama.

“Saya terkejut ketika suami saya mengatakan pada tanggal 11 Mei bahwa pejabat keamanan publik dari Hanoi datang ke kamp tersebut dan mengatakan kepadanya bahwa saya telah tidak setia,” kata Tran Thi Hong, yang baru saja mengunjungi suaminya Pastor Nguyen Cong Chinh di Penjara Loc Xuan, Provinsi Dong Nai

“Pejabat itu bertanya kepadanya,” Apakah Anda tidak tahu apa-apa tentang istri Anda? “Dan mengatakan ‘dia melakukan perzinahan dengan seorang pria,’ “kata Hong kepada ucanews.com.

“Pemerintah komunis dengan jahat berbohong untuk memisahkan keluarga kami dan memaksa suami saya untuk menerima kejahatannya sebagai syarat untuk kebebasannya,” kata Hong, ia menambahkan bahwa petugas penjara telah menganiaya dia di penjara selama enam tahun.

Chinh dijatuhi hukuman 11 tahun pada tahun 2011 karena merongrong solidaritas nasional berdasarkan Pasal 87 hukum pidana Vietnam.

“Dia tidak melakukan kejahatan apapun, dia adalah korban penganiayaan karena agama. Sebagai pendeta, dia hanya memperjuangkan praktek kebebasan beragama orang Kristen dari kelompok etnis minoritas di dataran tinggi tengah,” katanya.

Selama kunjungan tersebut, Hong dan keempat anaknya berbicara dengan Chinh melalui jeruji besi selama 45 menit sementara lima penjaga penjara mengawasi mereka.

“Saya mengatakan kepadanya bahwa kita adalah anak-anak Tuhan dan kita harus saling percaya. Jika kamu percaya fitnah mereka, kamu akan jatuh ke dalam perangkap mereka,” katanya.  “Kamu harus berani. Orang-orang sedang bekerja keras agar kamu segera dibebaskan.”

Dia mengatakan Chinh memiliki tekanan darah tinggi yang diperburuk oleh makanan asin di penjara dan menderita sinusitis berat. “Saya memberinya makanan dan obat-obatan tapi para penjaga mengambil obatnya dan hanya akan memberikan padanya pada interval waktu yang tidak teratur,” katanya.

Pada tanggal 24 Mei, Hong dan perwakilan dari kelompok agama yang tidak diakui – Kristen, Cao Dai, sekte Buddhis Hoa Hao dan Shangha Bersatu – bertemu dengan sebuah delegasi beranggota empat orang dari Departemen Luar Negeri AS di Kuil Giac Hoa di Ho Chi Minh City .

Hong mempresentasikan kasus Chinh dan berbicara tentang pelanggaran terhadap kebebasan beragama di dataran tinggi tengah negara tersebut.

Dia mengatakan Pendeta A Dao, dari suku Ha Lang, dijatuhi hukuman lima tahun penjara karena “secara ilegal membawa orang ke Thailand” pada 28 April.

“Pihak berwenang  tidak menghukum orang-orang Kristen etnis karena kegiatan keagamaan untuk menghindari penghukuman dari kelompok-kelompok internasional sehingga mereka menggunakan tuduhan lain terhadap mereka,” katanya.

Dia mengatakan bahwa delegasi A.S. yang berkunjung menjanjikan pelanggaran kebebasan beragama akan dibahas dalam pertemuan antara Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc dan Presiden Donald Trump pada tanggal 31 Mei.

 

Baca juga: Vietnam officials ‘smear’ jailed pastor’s wife

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi