- UCAN Indonesia - https://indonesia.ucanews.com -

Muslim Filipina mengecam pengrusakan gereja katedral di Marawi

Pemimpin agama dan politik Muslim di Filipina mengutuk penodaan terhadap gereja katedral Katolik oleh orang-orang bersenjata di kota Marawi.

“Biar diketahui semua bahwa Islam memerintahkan semua umat Islam bahkan dalam perang untuk melindungi tempat ibadah,” demikian bunyi sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Konferensi Ulama Nasional.

Para pemimpin Muslim mengatakan apa yang dilakukan kelompok teroris ini tidak Islami dan sangat tidak hormat dan mengabaikan ajaran Islam.

“Mereka tidak mewakili Islam tapi musuh Islam,” demikian bunyi pernyataan tersebut.

Gubernur Mujiv Hataman dari Daerah Otonom di Mindanao Muslim juga menggambarkan penodaan katedral Katolik di Marawi sebagai “tidak manusiawi dan tidak dapat diterima.”

“Teroris ini hanyalah orang munafik yang melemahkan esensi sejati Islam,” kata gubernur Muslim tersebut.

Hataman menyebut orang-orang bersenjata itu “tidak dewasa dan sembrono” yang mengutip Alquran dengan cara yang menyimpang yang sesuai dengan tujuan mereka yang sama jahatnya.

“Orang-orang kafir ini harus dihukum dan dijauhi dari komunitas Muslim karena mereka tidak layak menerima janji-janji Allah dan kesenangan surga,” kata gubernur tersebut.

Dia mengatakan bahwa ini adalah tanggung jawab umat Islam untuk mengecam tindakan kelompok bersenjata Muslim yang tindakannya merugikan umat Islam.

Gubernur tersebut meminta semua Muslim di wilayah tersebut untuk mencegah teroris membajak dan menghancurkan Islam.

“Kita tidak bisa dan tidak mentoleransi mereka, dan kita harus memastikan bahwa mereka dibawa ke pengadilan,” kata Hataman.

Kegiatan doa antar agama berhenti

Sementara itu pihak berwenang di kota Iligan menolak untuk mengeluarkan izin kepada kelompok lintas agama yang berencana mengadakan kegiatan doa di luar kota.

Samira Gutoc-Tomawis, seorang aktivis perdamaian Muslim, mengatakan beberapa kelompok Muslim menyatakan ketertarikannya untuk menghadiri kegiatan tersebut untuk mendoakan keamanan orang-orang yang mengungsi di Marawi.

“Kami ingin menyoroti nilai kehidupan,” katanya, dan menambahkan bahwa bagian dari doa mereka adalah untuk keselamatan pastor Teresito Chito Soganub yang ditawan.

Orang-orang bersenjata yang mengklaim memiliki hubungan dengan ISIS membawa pastor  tersebut dan sekitar 200 orang lainnya menjadi sandera saat mereka menduduki kota tersebut pada tanggal 23 Mei.

Pada tanggal 5 Juni, sebuah video, yang diyakini difilmkan pada tanggal 23 Mei, menunjukkan bahwa orang-orang bersenjata menghancurkan dan menginjak simbol-simbol religius dan sebuah salib kayu besar di dalam katedral Katolik Marawi.

Orang-orang bersenjata itu berteriak ‘Allahu akbar’ sambil membakar halaman-halaman Alkitab, foto-foto Paus Fransiskus dan Paus Benediktus XVI, kursi uskup, dan benda-benda  keagamaan lainnya.

Gutoc-Tomawis mengatakan “ribuan umat Islam dan Kristen” masih terjebak di kota yang terkepung, yang telah menjadi target serangan udara militer.

Sekitar 235.580 orang dilaporkan terlantar akibat konflik yang sedang berlangsung.

UCAN [1]