UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Perawat di RS Katolik di India Selatan Menuntut Upah Layak

Juli 18, 2017

Perawat di RS Katolik di India Selatan Menuntut Upah Layak

Perawat India sedang melakukan aksi mogok meminta kenaikan gaji. Mereka menuduh rumah sakit mencari keuntungan dengan mengeksploitasi mereka tanpa memberi mereka gaji yang layak.

Perawat medis di negara bagian Kerala, India selatan, menuntut kenaikan gaji sesuai dengan perintah Mahkamah Agung dan menuduh rumah sakit swasta, termasuk institusi yang dikelola gereja Katolik, mengeksploitasi mereka untuk mencari keuntungan.

Ancaman para perawat untuk mengintensifkan perlawanan mereka selama dua minggu dengan mogok kerja, mulai 17 Juli, kemungkinan akan menyebabkan kekacauan pada sektor perawatan kesehatan di negara bagian itu.

Serikat pekerja mengklaim bahwa sekitar 2.000 rumah sakit yang dikelola swasta telah mengeksploitasi lebih dari 150.000 perawat tanpa membayar gaji yang layak. Rumah sakit biasanya membayar gaji bulanan perawat antara 6.000 sampai 8.000 rupee (US $ 90 sampai 120) per bulan, atau sekitar 1,1 juta sampai 1,5 juta.

Keuskupan dan kongregasi religius yang mengelola 328 rumah sakit di negara bagian juga dituduh melakukan eksploitasi gaji.

Nimmy Varghese, seorang perawat yang selama tiga tahun terakhir yang bekerja di rumah sakit yang dikelola gereja yang terkemuka di Trichur, mengatakan bahwa wanita muda seperti dirinya membayar uang kuliah yang mahal untuk sekolah perawat yang terkait dengan rumah sakit ini selama tiga tahun masa pelatihan.

“Sebagian besar dari kami yang meminjam di bank untuk membayar, berada di bawah tekanan untuk mengembalikan pinjaman” tapi karena gaji yang sedikit tidak akan cukup untuk kebutuhan pribadi, orang tua dan saudara kandung yang masih sekolah,” kata Varghese.

Pastor Thomas Vaikathuparampil, presiden Asosiasi Rumah Sakit Katolik India menyayangkan keputusan perawat tersebut dan mengatakan bahwa pejabat gereja “sangat bersimpati pada tuntutan para perawat.

Banyak rumah sakit yang dikelola gereja sudah membayar lebih dari upah minimum yang ditetapkan oleh pemerintah negara bagian. Namun, pastor tersebut mengatakan bahwa sebagian besar dari 328 rumah sakit yang dikelola oleh keuskupan atau organisasi gereja ada di desa kecil di daerah terpencil.

“Mereka tidak mampu membayar gaji yang diminta oleh perawat tanpa menaikkan biaya perawatan kesehatan masyarakat desa,” tambahnya.

Tapi Aneesh Mathew menyebut klaim imam tersebut tanpa dasar. Ia mengatakan bahwa kebanyakan rumah sakit yang dikelola oleh gereja “dijalankan secara komersial. Mereka mengenakan biaya yang sama dengan yang dikenakan kebanyakan rumah sakit swasta,” katanya.

Selain itu, sekolah-sekolah yang dikelola gereja juga “menuntut biaya kapitasi pada saat masuk. Jika sebagian kecil dari jumlah ini disalurkan ke rumah sakit, mereka dapat dengan mudah membayar gaji yang layak kepada perawat,” kata Mathew.

Bibin Paul, pemimpin Konfederasi Serikat Perawat yang mempelopori pemogokan tersebut mengatakan kepada ucanews.com bahwa tindakan tersebut dimulai setelah para manajer rumah sakit dan negara menolak untuk melakukan perintah dari Mahkamah Agung India.

Pengadilan tahun lalu mengarahkan semua pemerintah provinsi di India untuk memastikan rumah sakit swasta dengan lebih dari 50 tempat tidur membayar gaji pokok setara dengan gaji perawat di sektor pemerintah.

Dengan demikian, “seorang perawat di Kerala harus menerima sekitar 30.000 rupee per bulan (US $ 454), namun rumah sakit swasta bahkan tidak siap untuk membayar 20.000 dari apa yang kami minta,” kata Paul.

Sebuah komite pemerintah negara bagian, yang mempelajari masalah ini, bertemu dengan pemangku kepentingan pada tanggal 10 Juli dan mengusulkan kenaikan gaji dasar menjadi 17.200 rupee.

Kenaikan yang diusulkan pemerintah “tidak akan membuat perbedaan bagi kami karena mencakup semua tunjangan. Akibatnya, gaji kotor baru tidak lebih dari 20.000 rupee, sama dengan yang diterima karyawan rumah sakit yang tidak terampil,” kata Mohammed Shihab, sekretaris Asosiasi Perawat India.

Komisi Ketenagakerjaan dari dewan uskup Katolik setempat berpendapat bahwa rumah sakit yang dikelola gereja siap membayar kenaikan yang disetujui oleh komite pemerintah. Tapi perawat di rumah sakit gereja telah menolak tawaran tersebut.

Diperkirakan 60 persen perawat di negara tersebut adalah orang Kristen, kebanyakan dari mereka adalah orang Katolik.

 

Baca juga: Kerala nurses on pay warpath

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi