- UCAN Indonesia - https://indonesia.ucanews.com -

Pendukung Mgr Hubertus Leteng Meminta Umat Membela Uskup

Beberapa imam di Keuskupan Ruteng mendesak umat untuk mendukung Uskup Hubetus Leteng dalam gejolak yang terjadi belakangan ini, karena perpecahan muncul atas tuduhan bahwa prelatus tersebut menyalahgunakan dana gereja.

Sedikitnya 69 dari 167 imam diosesan menyatakan mengundurkan diri dari jabatan mereka pada bulan Juni lalu. Bersama dengan kelompok awam mereka telah mendesak Uskup Leteng untuk mengundurkan diri karena diduga menyalahgunakan uang gereja sekitar 1,6 milar rupiah dan telah meminta Vatikan untuk memecatnya.

Tapi, dalam beberapa pekan terakhir ini, beberapa imam di keuskupan itu telah menggunakan mimbar untuk membela Uskup Leteng.

Pastor John Mustaram, Pastor Kepala Paroki St. Gregorius Borong, membela prelatus tersebut dalam sebuah pernyataan dalam misa pernikahan yang sejak itu menjadi viral di media sosial.

Dia menilai tuduhan terhadap Uskup Leteng – termasuk dia berselingkuh- adalah fitnah dan memperingatkan pastor lain dan umat awam untuk tidak berbicara melawan uskup.

Dia juga memperingatkan umat paroki agar tidak berbicara buruk tentang sang uskup.

“Jika suami menghina uskup, istri dan anak-anaknya akan dikutuk,” katanya.

Seorang uskup yang ditunjuk oleh Vatikan hanya bisa dipecat oleh Vatikan, tambahnya.

Seorang imam yang mendukung uskup Leteng menuduh media lokal ikut terlibat dalam barisan penentang.

Menurut situs berita lokal Floresa.co, seorang imam yang menyebut dirinya sendiri Pastor Rustam Effendy menuduh media tersebut sebagai sebuah persekongkolan antara orang-orang non-Katolik untuk menghancurkan gereja. 

Pastor itu dikabarkan sudah meminta maaf atas pernyataannya tersebut.

Pastor Rober Pelita, vikep Labuan Bajo dan salah satu imam yang menentang Uskup Leteng, mengatakan tuduhan penyimpangan keuangan itu benar adanya.

“Uskup Leteng mengaku pada sebuah pertemuan bahwa dia menggunakan uang dari keuskupan itu,” katanya.

Pastor Pelita menambahkan bahwa para imam yang masih mendukungnya juga menghadiri pertemuan itu.

“Saya terkejut bahwa mereka mengatakan tuduhan itu bohong, saya menduga mereka mengatakannya karena ada kepentingan tertentu,” katanya.

Pastor Simon Nama, vikep Borong, mengatakan bahwa tuduhan mereka terhadap Uskup Leteng didasarkan pada fakta.

“Mengapa kita harus menanggung banyak kebohongan bersama sang uskup,” katanya.

Perselisihan itu terjadi pada 12 Juni, ketika beberapa imam menuduh uskup secara diam-diam meminjam 1,25 miliar rupiah dari Konferensi Wali Gereja Indonesia dan 400 juta dari keuskupan tanpa memberikan laporan pertanggungjawaban.

Menurut para imam, Uskup Leteng mengatakan kepada mereka pada pertemuan yang dihadiri oleh Pastor Pelita bahwa uang-uang itu digunakan untuk membiayai seorang pemuda dari keluarga miskin yang sedang belajar menjadi pilot di Amerika Serikat. Namun uskup menolak memberikan rincian tentang pemuda itu dan mengatakan bahwa itu bukan urusan mereka.

Para imam menduga uang itu dikirim kepada seorang wanita yang mereka percaya sebagai selingkuhan sang uskup. Perselingkuhan itu muncul pada tahun 2014 setelah seorang imam yang memilih untuk meninggalkan imamat membuka kasus itu ke publik.

Kasus itu telah dilaporkan ke Vatikan, setelah para imam penentang bertemu dengan nuncio Indonesia, Uskup Agung Antonio Guido Filipazzi, di Jakarta.

Sebuah sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan kepada ucanews.com bahwa Vatikan akan membuat keputusan mengenai masalah itu setelah bertemu dengan Uskup Leteng pada tanggal 7 Juli.

Namun, sumber itu mengatakan pada 19 Juli, bahwa Vatikan belum membuat keputusan dan keluhan terhadap uskup harus melalui jalur yang benar.

Uskup Leteng belum menanggapi beberapa permintaan untuk berkomentar.