UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Peserta AYD Belajar Toleransi dengan Mengunjungi Tempat Ibadah

Agustus 2, 2017

Peserta AYD Belajar Toleransi dengan Mengunjungi Tempat Ibadah

Peserta Asian Youth Day mengunjungi Masjid Istiqlal di Jakarta, 1 Agustus 2017 (ucanews.com)

Sekitar 250 orang muda Katolik Asia yang berpartisipasi dalam program live-in belajar tentang toleransi beragama dengan mengunjungi dua tempat ibadah utama di ibukota Indonesia, Jakarta.

Tempat pertama yang mereka kunjungi adalah Katedral Bunda Maria Diangkat Ke Surga dan yang kedua dan yang lebih penting, menurut panitia adalah Masjid Istiqlal, yang merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara yang dapat menampung hingga 120.000 orang.

Kedua tempat ibadah ini saling berdekatan satu sama lain, yang kemudian dilihat oleh para peserta menunjukkan bagaimana agama-agama di Indonesia hidup berdampingan.

“Kami ingin orang muda Katolik bertemu dengan umat Islam dan berbicara dengan mereka di Masjid Istiqlal. Ini adalah kesempatan yang sangat baik untuk mendidik mereka bahwa toleransi beragama di Indonesia, terutama di Jakarta, masih dapat dipertahankan,” kata Pastor Albertus Yogo Prasetianto, ketua Komisi Pemuda Keuskupan Agung Jakarta, Selasa (1/8/2017).

Kunjungan tersebut bertujuan untuk mendorong kaum muda Katolik agar lebih memahami bahwa pluralitas agama harus menjadi alasan untuk membangun persaudaraan, bukan konflik.

“Orang muda sekarang sibuk dengan dunia mereka sendiri. Jadi kami ingin membuat mereka mengerti bahwa ikatan semacam itu bukanlah sesuatu yang harus ditakuti,” katanya.

Delegasi muda mengunjungi katedral tersebut sebelum menuju ke Masjid Istiqlal, yang dirancang oleh Friedrich Silaban, seorang arsitek Protestan.

Uskup Buenaventura Malayo Famadico dari San Pablo di Filipina, yang mendampingi delegasi Filipina selama kunjungan tersebut, percaya bahwa para peserta merasakan sesuatu yang sama.

“Ini adalah sikap saling menerima, saling menghormati. Kita disatukan oleh iman kita Dan hubungan dengan agama lain seperti Islam, masuk lebih dalam. Dibalik perbedaan dalam iman dan denominasi, hanya ada satu Tuhan yang mengikat kita bersama,” katanya.

Prisilla Pualamjah dari Asia Timur, mengatakan bahwa kunjungan tersebut sangat simbolis.

“Saya sangat senang memiliki kesempatan untuk mengunjungi katedral dan masjid, yang telah menjadi simbol toleransi antara umat Katolik setempat dan umat Islam,” katanya.

Bahrul Hayat, seorang pejabat masjid, berharap agar orang muda Katolik, melalui kunjungan tersebut, akan dapat meningkatkan toleransi beragama di negara mereka sendiri.

“Kami ingin masjid ini menjadi oasis untuk pesan perdamaian. Ini adalah misi utama umat beriman,” katanya.

Program live-in ini merupakan bagian dari pembukaan Asian Youth Day ke-7, yang akan berlangsung dari 2-6 Agustus di Yogyakarta.

Selama program yang dimulai 30 Juli ini, lebih dari 2.000 delegasi dari 21 negara Asia termasuk Bangladesh, Kamboja, India, Indonesia, Pakistan dan Filipina tinggal bersama keluarga Katolik di sebelas keuskupand di Indonesia, termasuk Keuskupan Agung Jakarta.

Baca juga berita Seputar AYD 2017 lainnya di AYD Indonesia

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi