- UCAN Indonesia - https://indonesia.ucanews.com -

Paus Meminta Tokoh Agama Korea Bekerja untuk Perdamaian

Paus Fransikus meminta kepada pemimpin agama Korea yang mengunjunginya di Vatikan agar menyingsingkan lengan baju mereka dan bekerja untuk perdamaian.

Paus Fransiskus menerima 22 anggota Dewan Pemimpin Agama Korea termasuk presidennya Uskup Agung Hyginus Kim Hee-joong dari Kwangju, di istana apostolik 2 September lalu.

“Dunia memandang kita untuk mendapatkan jawaban dan komitmen bersama terhadap berbagai isu seperti martabat suci pribadi manusia dan penolakan terhadap kekerasan,” kata paus kepada para pemimpin agama itu.

“Oleh karena itu, sebagai pembawa damai, perjalanan kita ke depan masih pangjang, yang harus dilakukan dengan kerendahan hati dan ketekunan, bukan hanya dengan meninggikan suara kita tapi dengan menggulung lengan baju kita,” katanya.

“Kita harus menabur harapan masa depan di mana umat manusia menjadi lebih manusiawi, masa depan yang mendengarkan tangisan begitu banyak orang yang menolak perang dan memohon kerukunan yang lebih besar antara individu dan masyarakat, antara masyarakat dan negara.”

Selain itu, paus menekankan dialog antaragama untuk mengatasi kekerasan tersebut.

“Karena dialog antaragama adalah tentang hubungan, pertemuan dan kerja sama, ini menjadi usaha yang sangat bernilai dan menyenangkan Tuhan, sebuah tantangan yang diarahkan pada kebaikan bersama dan perdamaian,” kata paus seperti dilansir ucanews.com.

Uskup Agung Kim, yang juga ketua Konferensi Waligereja Korea, menyampaikan sebuah surat yang ditandatangani oleh tujuh pemimpin agama besar di Korea dan meminta paus untuk berdoa untuk perdamaian di semenanjung Korea.

Melalui surat tersebut, kata Uskup Agung Kim, Korea adalah negara yang terbagi dan “Orang-orang Korea hidup di bawah ancaman perang dari negara adidaya di seputar kedua Korea. Kami meminta paus untuk berdoa untuk perubahan situasi di semenanjung Korea.”

Dewan Pemimpin Agama Korea terdiri dari para pemimpin dari tujuh agama besar di Korea dan mencakup umat Buddha, Katolik, Konghucu dan Protestan serta orang-orang dari sebuah asosiasi agama tradisional Korea, Chondogyo dan Buddhisme Won.

Ziarah dewan itu dari 31 Agustus- 5 Sept. ke Italia dilaksanakan agar para pesertanya lebih memahami Gereja Katolik.

-ucaewews.com-