Harapan yang sama yang mendorong orang untuk mencari kehidupan yang lebih baik untuk diri mereka sendiri dan orang yang mereka cintai juga menggerakkan hati pria dan wanita untuk menyambut migran dan pengungsi dengan tangan terbuka, kata Paus Fransiskus.
“Mereka yang datang ke tanah kita dan kita yang mendekatkan diri ke hati mereka untuk memahami mereka, untuk memahami budaya dan bahasa mereka, memulai sebuah perjalanan bersama yang tidak bisa tercapai tanpa harapan,” kata paus saat audiensi pada 27 September.
“Saudara dan saudari, jangan takut untuk berbagi perjalanan! Jangan takut berbagi harapan,” kata Paus Fransiskus seperti dilansir Catholic News Service.
Selama audiensi, paus meluncurkan kampanye “Berbagi Perjalanan”, sebuah inisiatif yang disponsori oleh Caritas Internationalis, sebuah jaringan lembaga bantuan Katolik global.
Kampanye tersebut mendorong orang-orang Katolik untuk mengerti, mengenal dan menyambut pengungsi dan migran.
Melanjutkan serangkaian ceramahnya tentang harapan Kristen, paus merefleksikan musuh atas harapan, yang seperti mitos Yunani tentang kotak Pandora, melepaskan begitu banyak kemalangan sepanjang sejarah dunia.
Namun, katanya, hanya sedikit orang yang ingat bahwa di akhir cerita, hal terakhir yang dikeluarkan dari kotak pandora itu adalah harapan, yang “menopang kehidupan, melindung, merawat dan membuatnya tumbuh.”
Paus Fransiskus mendesak umat Kristen untuk terus berharap agar tetap hidup dan berjuang melawan keputusasaan melalui Yesus “yang bisa membuka pintu lebar-lebar” dan “melihat di atas cakrawala.
“Jika Yesus menaklukkan dunia, dia mampu menaklukkan apa yang menghalangi jalan kebaikan dalam diri kita,” kata paus.
“Jika Tuhan bersama kita, tidak ada yang bisa merampas kita dari kebajikan yang mutlak kita butuhkan untuk hidup. Tidak ada yang akan merampas harapan kita.”