UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Barisan Pemuda Nasional Mendesak Duterte Segera Mundur

Oktober 5, 2017

Barisan Pemuda Nasional Mendesak Duterte Segera Mundur

Pemimpin kelompok pemuda nasional mendesak Presiden Filipina Rodrigo Duterte agar segera mengundurkan diri dalam jumpa pers di Manila, 3 Oktober. (Inday Espina-Varona)

Sebuah organisasi pemuda dan mahasiswa nasional yang beranggotakan 40.000 orang dan sangat berpengaruh menuntut agar Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengundurkan diri atas pembunuhan anak-anak di bawah umur dan sebagian besar dari keluarga miskin dalam perang anti-narkotika pemerintah.

“Hentikan pembunuhan! Duterte harus mengundurkan diri!” demikian teriakan pemimpin kelompok anak muda Anakbayan (Pemuda Nasional) pada 3 Oktober pada sebuah konferensi pers yang menyoroti kasus pasukan intelijen pemerintah yang mengancam aktivis mahasiswa dan keluarga mereka.

Seruan agar Duterte mengundurkan diri menyusul serangkaian pembunuhan terhadap anak muda dalam seminggu terakhir.

Dave Galangue, 17, ditembak mati pada 28 September saat dalam perjalanan ke sebuah toko binatu di pinggiran Taguig kota Manila.  Athena Imperial, 16, ditembak mati di Quezon City, juga di wilayah nasional, saat meninggalkan sebuah alat cukur pada 2 Oktober. Pada malam yang sama, seorang anak berusia 16 tahun, Aldrin Raman Jore, terbunuh di wilayah yang sama.

Vinz Simon, ketua cabang kelompok Analbayan di Universitas Katolik De La Salle, mengatakan bahwa para pemuda tersebut juga memprotes darurat militer di Mindanao, dan campur tangan Amerika Serikat dan China dalam urusan nasional.

Mengutip permainan perang baru antara A.S. dan Filipina, dan China yang berkecimpung dalam program infrastruktur pemerintah, Anakbayan menggambarkan klaim Duterte sebagai “pemimpin progresif” sebagai “tipuan.”

Anakbayan mengisahkankan empat kasus pelecehan terhadap aktivis mahasiswa pada akhir September dan Oktober.  Sebagian besar korban meminta nama mereka tidak disebutkan  karena takut akan keamanan mereka.

Eden (bukan nama sebenarnya) mengatakan bahwa seorang  tentara berseragam olahraga menemuii orang tuanya di rumah mereka tentang aktivitasnya  di Universitas Politeknik Filipina di Manila.

“Ibuku panik karena mengancam keselamatan anaknya dan seluruh keluarga,” kata mahasiswa itu kepada ucanews.com.

Simon mengatakan seorang aktivis cabang  Anakbayan di Universitas De La Salle juga melaporkan kunjungan orang tak dikenal ke rumah keluarga di Caloocan City.

Seorang pelajar lain dan aktivis Anakbayan dihentikan oleh dua orang dengan sepeda motor di luar kampus universitas pada 28 September.

Mereka mencoba mengambil ranselnya dan memperingatkan bahwa mereka mengetahui semua tempat yang dikunjunginya di dalam dan di luar kampus. Orang-orang itu cepat-cepat pergi  saat pelajar  itu berlari ke toko komputer terdekat.

Keesokan harinya, seorang siswi Sekolah Menengah Atas didekati  dalam sebuah bus saat dia pulang ke rumah setelah melakukan demonstrasi.

Simon mengatakan ini bukan kali pertama pemuda Filipina menghadapi ancaman.

“Orang-orang muda selalu memainkan peran penting dalam kampanye politik dan sosial utama,” kata Simon. “Kami akan berdiri kokoh, kami akan menolak tirani,” tambahnya

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi