UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Dibatasi Selama Ratusan Tahun, Ritus Timur Akhirnya Melayani Seluruh India

Oktober 13, 2017

Dibatasi Selama Ratusan Tahun, Ritus Timur Akhirnya Melayani Seluruh India

Uskup Agung Utama Gereja Syro-Malabar , Kardinal George Alencherry (tengah), mengumumkan kepetusuan paus dalam sebuah teleconfeerence dari Roma. Di sebelahnya adalah Uskup Bosco Puthur dari Keuskupan Syro-Malabar Melbourne (kiri) dan Uskup Stephen Chirappanath, Apostolik Visitator Gereja Syro-Malabar di Eropa (kanan)

Sebuah peristiwa bersejarah, Paus Fransiskus memperluas kekuasaan administratif Gereja Katolik Syro-Malabar untuk seluruh India, menghapus pembatasan yang diberlakukan sejak kedatangan misionaris Portugis pada abad ke-16.

Paus Fransiskus mengumumkan pembentukan dua keuskupan baru untuk gereja ritus Timur dalam sebuah surat 9 Oktober untuk semua uskup India, juga memberi wewenang untuk memiliki kekuatan pastoral di seluruh India,  sebuah langkah yang ditolak oleh mayoritas uskup ritus Latin di masa lalu.

“Dengan ini, gereja mendapatkan kebebasan dan hak untuk pelayanan pastoral yang setia di manapun di India dan untuk terlibat dalam kegiatan evangelisasi di seluruh negeri,” kata Kardinal George Alencherry, Uskup Agung Syro-Malabar, saat mengumumkan keputusan paus tersebut.

Gereja yang memiliki sekitar 4 juta umat Katolik yang berkedudukan di negara bagian Kerala, India selatan, akan menjalankan hak-hak yang baru diperoleh ini dengan bersatu dengan gereja ritus Latin yang lebih besar di India, dan Gereja Syro-Malankar yang lebih kecil di Timur, kata kardinal dalam sebuah webcast dari Roma.

Dua keuskupan ritus Timur yang baru di selatan India-Shamshabad di negara bagian Telangana dan Hosur di Tamil Nadu – juga diumumkan.

Keuskupan baru Shamshabad mencakup semua wilayah di India di luar keuskupan Syro-Malabar yang ada, kata Kardinal Alencherry menjelaskan.

“Ini adalah langkah bersejarah,” kata Pastor Paul Thelakat, seorang imam senior gereja tersebut dan mantan juru bicaranya. “Ini menghapus batasan administratif yang diberlakukan di gereja oleh misionaris Portugis sejak abad ke-16.”

Gereja melakukan napak tilas imannya kembali kepada Santo Thomas sang Rasul, yang menurut tradisi menginjili pantai barat India dan memelihara hubungan dengan gereja-gereja di Syria. Namun misionaris Portugis kemudian “melemahkan” orang-orang Kristen ini dan membatasi kegiatan mereka ke wilayah Keuskupan Kerala, kata Pastor Thelakat menjelaskan.

Didorong oleh ajaran Konsili Vatikan II, yang menekankan kebebasan dan tanggung jawab gereja-gereja ritus Timur, Imam gereja yang berbasis di Keuskupan Kerala mulai bekerja di beberapa tempat di luar Keuskupan Kerala. Mereka sering menghadapi perlawanan dari uskup ritus Latin.

Uskup-uskup ritus Latin, yang memimpin 180 keuskupan di India, bersekukuh bahwa mendirikan paroki-paroki dan keuskupan-keuskupan ritus Timur di wilayah mereka akan membingungkan umat Hindu di India utara yang akan menafsirkannya sebagai perpecahan di kalangan umat Katolik.

Namun, Paus Fransiskus berkata dalam suratnya bahwa “yurisdiksi yang tumpang tindih seharusnya tidak lagi bermasalah, karena gereja telah mengalaminya selama beberapa waktu, seperti di Keuskupan Kerala.”

Paus Fransiskus mengatakan di dunia di mana “sejumlah besar orang Kristen dipaksa untuk bermigrasi, yurisdiksi yang tumpang tindih telah menjadi kebiasaan dan alat yang semakin efektif untuk memastikan pelayanan pastoral.”

Surat tersebut menambahkan bahwa gereja ritus timur Syro-Malankara yang lebih kecil memiliki ketentuan untuk menyediakan “pelayanan pastoral bagi umat berimannya di seluruh wilayah India.”

Juru bicara Gereja Syro-Malankara Pastor Bovas Mathew mengatakan kepada ucanews.com bahwa surat kepausan itu adalah “tonggak sejarah” dalam sejarah misi India dan telah membuat gereja-gereja Ritus Timur benar-benar melakukan evangelisasi.

Dengan tambahan, Gereja Siro-Malabar memiliki total 34 keuskupan, sementara Syro-Malankara memiliki 14 keuskupan.

Pengumuman kepausan tersebut, yang dibuat di pleno kepala Gereja-gereja Timur, hadir pada Yubileum perak Gereja Siro-Malabar menjadi sui juris, atau pemerintahan sendiri, pada tahun 1992. Gereja diberi wewenang untuk memutuskan liturgi dan admintrasinya, termasuk pemilihan uskup dan pembentukan keuskupan.

Uskup Theodore Mascarenhas, sekretaris jenderal Konferensi Waligereja India, yang meliput ketiga ritus tersebut, mengatakan bahwa surat kepausan tersebut menekankan bahwa kesatuan para uskup perlu ditunjukkan.

“Uskup tentu saja bahagia karena semuanya dilakukan untuk pertumbuhan dan misi gereja,” kata Uskup Mascarenhas.

 

Baca juga: Eastern rite rejoices in right to administer across India

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi