UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Gereja Dukung Umat Islam Jadikan Negara Bagian Kashmir Bebas Alkohol

Nopember 8, 2017

Gereja Dukung Umat Islam Jadikan Negara Bagian Kashmir Bebas Alkohol

Mufti Nasirul Islam (tengah) bersama tokoh masyarakat sipil dan pemuka agama saat mengadakan konferensi pers di Srinagar, 4 Nov. 2017, mendesak penutupan semua toko yang menjual minuman keras di negara bagian itu dalam waktu tiga bulan. (Foto Umer Asif)

Keuskupan Jammu-Srinagar mendukung kelompok Islam yang menuntut pelarangan alkohol di satu-satunya negara bagian mayoritas Muslim di India, yaitu Jammu dan Kashmir.

Kepala ahli hukum Islam Mufti Nasirul Islam, bersama dengan tokoh-tokoh aktivis masyarakat sipil, pada 4 November meminta pemerintah negara bagian untuk melarang minuman keras di negara bagian tersebut dalam waktu tiga bulan.

“Jika pemerintah gagal memenuhi tenggat waktu ini, akan terjadi demonstrasi dan agitasi berskala besar,” kata Mufti saat jumpa pers.

Keuskupan Jammu-Srinagar yang mencakup seluruh negara bagian juga menginginkan pemerintah melarang minuman keras.

Juru bicara Keuskupan Pastor Saiju Chacko mengatakan kepada ucanews.com bahwa umat katolik setempat mendukung pelarangan tersebut. Mereka juga menginginkan pemerintah “untuk mendidik dan membuat orang sadar akan efek berbahaya dari konsumsi minuman keras,” kata Pastor Chacko yang menambahkan bahwa alkohol telah menghancurkan keluarga dan membuat orang miskin menjadi miskin.

Permintaan mereka datang setelah pemerintah pekan lalu menunda sebuah rencana untuk mendirikan sebuah toko minuman keras di bandara utama negara tersebut. Pemerintah menarik rencana tersebut menyusul meluasnya demonstrasi dari partai-partai Islam.

Beberapa negara bagian di India telah melarang alkohol secara legal di masa lalu namun kemudian mencabutnya. Larangan sekarang hanya ada di tiga negara bagian – Gujarat, Bihar dan Nagaland. Tapi larangan tanpa program penyadaran yang tepat dan pemantauan ketat tidak membantu dalam “memberantas ancaman” karena kasus pembunuhan yang merajalela, kata Pastor Chacko.

Mirwaiz Umar Farooq, kepala ulama Kashmir, mengatakan kepada ucanews.com bahwa pemerintah “harus tahu bahwa Kashmir adalah negara berpenduduk mayoritas Muslim dan seharusnya tidak mengambil keputusan yang menyakitkan sentimen keagamaan umat Islam.”

Farooq berpendapat bahwa upaya untuk membuka gerai alkohol adalah bagian dari usaha pemerintah untuk “merusak masyarakat Kashmir, yang didasarkan pada nilai-nilai agama dan etika” Islam.

Negara bagian Jammu dan Kashmir memiliki sekitar 12,5 juta orang, 68 persen di antaranya beragama Islam dan 28 persen Hindu.

Banyak kelompok Islam telah mempelopori perjuangan bersenjata untuk mengakhiri kekuasaan India di negara bagian atau untuk bergabung dengan negara tetangga Pakistan. Mereka menganggap konsumsi alkohol sebagai anti-Islam.

Wilayah ini telah mengalami kekerasan dalam 30 tahun terakhir. Diperkirakan 100.000 orang telah meninggal, termasuk warga sipil, militan dan personil militer setelah kelompok militan memulai sebuah perjuangan bersenjata untuk kebebasan dari pemerintahan India pada tahun 1989. Sejak itu, militan Islam melarang gedung bioskop dan membakar beberapa toko minuman keras di wilayah tersebut.

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi