UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Kelompok Hindu Sebar Isu Kristenisasi Jelang Kunjungan Paus ke Asia

Nopember 23, 2017

Kelompok Hindu Sebar Isu Kristenisasi Jelang Kunjungan Paus ke Asia

Paus Fransiskus menyambut umat saat tiba di Lapangan Santo Petrus pada audiensi mingguan tanggal 22 November di Vatikan (Foto oleh Vincenzo Pinto/AFP)

Para pemimpin kelompok Hindu sayap kanan di India kembali mengobarkan isu kristenisasi menjelang kunjungan bersejarah Paus Fransiskus ke Asia, khususnya ke Myanmar dan bukan India.

Mereka beranggapan bahwa Paus dilarang berkunjung ke negara itu oleh Perdana Menteri Narendra Modi.

“Vishwa Hindu Parishad” (VHP, Dewan Umat Hindu) dan beberapa kelompok sayap kanan lainnya seperti Bajrang Dal – sebuah kelompok Hindu garis keras yang menentang karya-karya misionaris Kristiani – pernah menuntut moratorium tentang kegiatan kristenisasi yang dilakukan Gereja. Mereka juga menentang kunjungan Paus Yohanes Paulus II ke New Delhi pada November 1999 lalu.

Paus Fransiskus “harus mengklarifikasi bagaimana kristenisasi dibenarkan,” kata Angad Prasad, aktivis Bajrang Dal dari Negara Bagian Assam di India bagian timur laut.

Sejumlah sumber VHP mengatakan kepada ucanews.com bahwa mereka akan mengajukan beberapa pertanyaaan kepada Paus terkait isu kristenisasi yang selama ini ditentang oleh kelompok-kelompok Hindu tersebut.

Para pemimpin Gereja “hilang harapan” untuk kunjungan Paus ke India tahun ini ketika Kardinal Oswald Gracias dari Mumbai tidak secara langsung mengatakan kepada media bahwa New Delhi tidak mengirim undangan kepada Paus hingga Juni lalu – sebuah syarat untuk kunjungan seorang kepala negara di bawah protokol hubungan diplomatik internasional.

Kardinal Oswald sendiri akan merayakan Misa bersama Paus Fransiskus di Yangon, Myanmar, pada 28 November.

“Sekarang sudah bulan Juni. Jika mereka tiba-tiba mengatakan, ‘silahkan datang … (ini) akan butuh waktu beberapa bulan bagi semua keuskupan untuk mempersiapkannya,” kata ketua Konferensi Waligereja India itu.

Namun kemudian para uskup di Asia menyampaikan perubahan. Dikatakan: “Kita harus mencari tempat yang baik di mana kita bisa memberi penghormatan kepada Bapa Suci.”

Baik pemerintah dan Vatikan sama-sama mengeluarkan pernyataan yang menjelaskan alasan mengapa India tidak menjadi tempat tujuan kunjungan Paus. Namun kabarnya pemerintahan Perdana Menteri Modi yang pro-Hindu tidak mengirim undangan kepada Paus.

Setahun lalu, Paus Fransiskus mengatakan kepada media bahwa ia “hampir yakin” akan mengunjungi Bangladesh dan India tahun ini. Namun Agustus lalu Vatikan mengumumkan bahwa Paus akan mengunjungi Bangladesh dan Myanmar pada 27 November hingga 2 Desember.

“Saya tidak yakin apakah ia (Paus Fransiskus) siap datang atau ingin datang,” kata Pravin Togadia, ketua VHP.

“Saya juga tidak tahu mengapa ia tidak datang … maka saya tidak mau berkomentar,” katanya kepada ucanews.com.

Perdana Menteri Modi sempat menjalin hubungan diplomatik ketika menghadiri pertemuan para pemimin dunia di Manila, Filipina, termasuk dengan Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Cina Li Keqiang.

Di dalam negeri, ia juga bertemu beberapa tamu pejabat termasuk Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Yves Le Drian.

Bulan Desember juga merupakan bulan pemilihan umum di Gujarat, sebuah negara bagian di India bagian barat yang sangat penting bagi partai pendukung Perdana Menteri Modi, yakni Bharatiya Janata Party (BJP). Gujarat juga merupakan tempat di mana ia pernah menjadi ketua partai sebelum sukses marambah kancah politik nasional.

Sejumlah pengamat mengatakan bahwa Perdana Menteri Modi dan BJP menghindari kunjungan Paus bulan November ini karena bisa membahayakan prospek pemilihan umum partai tersebut.

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi