UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Pemuda Myanmar, Bangladesh Temukan Makna Kunjungan Paus

Nopember 24, 2017

Pemuda Myanmar, Bangladesh Temukan Makna Kunjungan Paus

Sejumlah OMK menabuh genderang tradisional untuk menyambut peserta Hari Pemuda Nasional 2010 di Keuskupan Rajshahi, Bangladesh.

Banyak orang muda di Myanmar dan Bangladesh percaya bahwa kunjungan Paus Fransiskus akan membantu mereka menghadapi tantangan hidup.

Paus Fransiskus, yang akan berada di dua negara bertetangga itu dari 27 November-2 Desember, bermaksud untuk fokus pada pertemuan kaum muda dari berbagai agama dan denominasi.

Paus diharapkan menggunakan kesempatan untuk mengambil “detak jantung” kaum muda menjelang Sinode Pemuda tahun depan di Vatikan.

Pada 29 November, paus akan merayakan sebuah misa khusus untuk sekitar 5.000 pemuda Kristen dan non-Kristen di Katedral St. Maria di Yangon, pusat komersial Myanmar.

Di ibu kota Bangladesh, Dhaka, Paus Fransiskus pada tanggal 2 Desember menghadiri pertemuan antaragama dan ekumenis dengan 8.000-10.000 pemuda di Notre Dame College yang dikelola gereja.

Sebuah hak istimewa

Jacinta Lu Seng, 20, dari Negara Bagian Kachin di Myanmar utara, mengharapkan pertemuan paus dengan kaum muda akan memperdalam kepercayaan mereka dan memotivasi mereka untuk berpartisipasi dalam urusan gereja.

Di negara Bagian Kachin bagian utara, para pemuda termasuk anak perempuan menghadapi tantangan besar karena kecanduan narkoba, katanya, dengan alasan pengangguran dan kurangnya kesempatan pendidikan.

“Saya berharap paus akan mengangkat isu-isu penting yang dihadapi pemuda Myanmar selama kunjungannya dan dia juga akan menangani masalah perdamaian,” kata Lu Seng, salah seorang dari ribuan etnis Kachin yang mengungsi karena konflik sipil.

Manik Willver D’Costa, mantan koordinator pemuda di Keuskupan Agung Chittagong di Bangladesh, mengharapkan paus untuk merujuk pada masalah keluarga dan sosial yang berkontribusi pada kurangnya spiritualitas di kalangan kaum muda.

Banyak orang tua tidak punya waktu untuk berdoa atau untuk mengajar anak-anak mereka tentang agama di dunia yang semakin dipengaruhi oleh ateisme, katanya.

Tuntutan akademik yang mengharuskan untuk menghadiri ibadah keagamaan hari Minggu dapat dikesampingkan, tambahnya.

D’Costa menunjukkan bahwa paus dapat membimbing gereja untuk menjangkau orang muda dengan lebih efektif.

Pastor Patrick Simon Gomes, mantan sekretaris Komisi Pemuda Uskup Bangladesh, mengatakan bahwa struktur keluarga dan sosial telah dilemahkan oleh budaya digital.

Ini termasuk memberi status pahlawan pada hubungan pribadi yang tidak bermoral.

Pastor Gomes mencatat bahwa Paus Fransiskus memprioritaskan kehidupan keluarga karena di sinilah karakter anak terbentuk.

Promosikan harmoni di tengah ekstremisme

Meskipun secara keseluruhan menjadi negara Muslim moderat, Bangladesh telah mengalami peningkatan tajam dalam ekstremisme agama dan kekerasan terhadap kaum minoritas belakangan ini.

Afsara Azim, 22, seorang mahasiswa keuangan Muslim, mengatakan bahwa kunjungan Paus Fransiskus dapat membantu kaum muda mengupayakan toleransi.

“Kebanyakan orang Bangladesh percaya pada harmoni agama dan komunal, tapi juga ada beberapa fanatik agama di negara ini,” kata Azim.

Baik Myanmar dan Bangladesh menderita kekurangan fasilitas pendidikan dan bimbingan karir serta tingginya tingkat pengangguran.

Sekitar 40 persen orang muda dari Myanmar telah pindah ke Thailand dan Malaysia untuk bekerja sebagai buruh atau pekerja pabrik dalam beberapa tahun terakhir, menurut sebuah survei.

Di Bangladesh, sekitar satu juta pemuda, atau 25 persen dari kelompok usia 15-29 tahun, menganggur pada 2015-2016, menurut Biro Statistik.

Pastor Gomes, yang memiliki pengalaman panjang sebagai pekerja muda, mengatakan bahwa orang muda harus keluar dari “zona nyaman” mereka untuk mencari pekerjaan di luar negeri dan di LSM atau mungkin mempertimbangkan peluang bisnis kecil.

Krisis Rohingya

Priyangka Debnath, 21, seorang mahasiswa ekonomi Hindu, berharap Paus Fransiskus akan menyoroti penderitaan pengungsi Rohingya di Bangladesh.

Bangladesh saat ini sedang berjuang untuk mengatasi masuknya ratusan ribu orang Rohingya dari negara tetangga Myanmar.

Debnath, yang akan menghadiri pertemuan pemuda di Dhaka, mencatat reputasi Paus Fransiskus sebagai pembawa damai.

Dia juga mengharapkan paus untuk mengatasi ketidakadilan ekonomi di Bangladesh dimana sekitar seperempat dari 160 juta penduduk hidup di bawah garis kemiskinan.

Meningkatkan hubungan ekumenis

Saikat Sarker, 26, pemimpin pemuda gereja Baptis di Bangladesh, percaya bahwa Paus Fransiskus dapat mendorong hubungan yang lebih baik antara pemuda Katolik dan Protestan.

Hubungan saat ini tidak kuat karena penekanan pada doktrin dan mentalitas yang berbeda, kata Sarker.

Namun, Paus Fransiskus bisa mendorong generasi muda untuk mencari rasa persatuan yang lebih besar diantara orang kristen, tambahnya.

Harapan pada pemuda

Maximilian Menu, presiden Komisi Keuskupan Agung Mandalay di Myanmar, mengatakan bahwa orang-orang muda bersemangat dan termotivasi oleh dorongan yang diberikan Paus Fransiskus kepada kaum muda sebagai masa depan gereja.

Ini bagian dari “kekecewaan” karena kurangnya kolaborasi dan dorongan oleh para pemimpin gereja seperti para uskup dan imam.

Suara pemuda terlalu sering diabaikan, tambah Menu.

William Nokrek, 25, seorang Katolik dari suku Garo Bangladesh, mengatakan bahwa Paus Fransiskus dapat membantu mempromosikan kaum muda sebagai pengambil keputusan gereja.

Nokrek, yang adalah presiden Gerakan Mahasiswa Katolik Bangladesh, juga mengatakan bahwa kaum muda sendiri perlu lebih sadar akan peran mereka di gereja dan masyarakat.

Kardinal Charles Bo dari Yangon meminta perhatian lebih besar di Myanmar untuk mengatasi konflik, kemiskinan, nasib para pemuda yang bekerja sebagai budak modern di negara-negara terdekat dan ancaman obat-obatan terlarang.

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi