UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Perempuan Suku Mindanao Mohon Bantuan Doa Biarawati Kontemplasi

Maret 5, 2018

Perempuan Suku Mindanao Mohon Bantuan Doa Biarawati Kontemplasi

Sebuah kelompok perempuan suku dari Filipina bagian selatan bertemu dengan para biarawati dari Kongregasi Suster-Suster Abdi Roh Kudus Adorasi Abadi di Manila pada 28 Februari untuk berbagi kisah mereka. (Foto: Mark Saludes)

Sekelompok perempuan dari masyarakat suku yang mengungsi akibat  konflik di Filipina selatan telah meminta bantuan dan doa dari biarawati kontemplasi di Manila yang dikenal sebagai “Suster Pink” karena warna pakaian religius mereka.

Dalam kesempatan langka, para perempuan dari Mindanao diberi kesempatan untuk bertemu para biarawati dari Kongregasi Suster-Suster Abdi Roh Kudus Adorasi Abadi.

Para biarawati tersebut memisahkan diri mereka dari dunia luar untuk fokus pada doa.

Eufemia Culliamat, juru bicara kelompok suku Kasalo, mengatakan bahwa mereka menyerahkan perjuangan mereka untuk perdamaian dan keadilan di tanah suku mereka kepada Tuhan.

“Doa Anda adalah kekuatan kami untuk menghadapi tantangan besar di depan kami,” kata Culliamat kepada 20  biarawati dalam pertemuan tersebut pada 28 Februari.

Kelompok perempuan suku tersebut bersama dengan dua anak pemimpin suku yang tewas karena menentang operasi pertambangan.

Sheina Campos, putri seorang pemimpin suku yang dibunuh bernama Dionel Campos, “bersyukur mengetahui bahwa ada orang-orang yang memberikan seluruh hidupnya untuk berdoa bagi orang lain.”

Campos dibunuh di kota Lianga, di provinsi Surigao del Sur,  tahun 2015 oleh paramiliter yang menuduhnya dan komunitasnya membantu pemberontak komunis.

Tahun lalu, Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengancam akan membom sekolah masyarakat suku di daerah tersebut. Presiden menduga pemberontak menggunakannya.

Sejak itu, beberapa keluarga melarikan diri dari desa mereka karena khawatir militer akan melancarkan serangan.

Kelompok HAM  Karapatan telah mendokumentasikan 34 pembunuhan warga suku sejak Juli 2016 ketika Duterte berkuasa.

Wanita suku meminta para biarawati  berdoa untuk “perdamaian yang adil dan abadi” di Mindanao dan keadilan bagi korban pelanggaran HAM.

Suster Humilis, salah satu biarawati yang bertemu dengan para wanita itu, mengatakan bahwa komunitas religius akan menyertakan masyarakat adat dalam doa dan perayaan Ekaristi mereka.

“Kami di sini  menanggapi seruan untuk berpartisipasi dalam pekerjaan misionaris  melalui doa dan perayaan Ekaristi,” kata biarawati tersebut.

Dia mengatakan kepada para perempuan tersebut bahwa sementara kongregasi  religius lainnya secara aktif bergabung dalam berbagai kegiatan untuk keadilan dan kedamaian “Anda yakin bahwa kami adalah pejuang doa Anda.”

Suster Evelyn Jose dari Suster Misi Abdi Roh Kudus  mengatakan bahwa sangat penting bagi biarawati kontemplasi untuk mendengar situasi wanita suku.

“Mendengarkan kisah hidup mereka  secara langsung memungkinkan para suster mendoakan mereka secara konkret,” kata biarawati yang membawa perempuan tersebut ke biara itu.

Suster Evelyn, yang memimpin  seksi keadilan dan perdamaian di kongregasinya, mengatakan bahwa doa adalah “senjata terbaik untuk menaklukkan kejahatan.”

“Dengan situasi negara kita sekarang, doalah yang memberi kita harapan, keberanian, dan kemauan untuk menghadapi tantangan di sekitar kita,” kata suster tersebut.

Di akhir pertemuan, Suster Humilis mengucapkan terima kasih kepada para wanita suku karena melayani Tuhan dan masyarakat dengan menjaga “ciptaan Tuhan yang terbesar, lingkungan.”

Kelompok suku berada di Manila minggu ini untuk melobi pemberhentian operasi militer dan penghentian proyek pembangunan pemerintah ke tanah leluhur mereka.

Duterte mengumumkan bulan lalu bahwa dia akan meminta komunitas suku di Mindanao dipindahkan dan membiarkan tanah leluhur mereka digunakan oleh investor.

Diperkirakan 2,1 juta masyarakat suku, yang secara kolektif dikenal sebagai Lumad, tinggal di Mindanao. Sekitar  6,5 juta masyarakat adat di Filipina.

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi