UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Arab Saudi Penggal Buruh Migran Indonesia

Maret 20, 2018

Arab Saudi Penggal Buruh Migran Indonesia

Sejumlah aktivis dari berbagai LSM termasuk Migran CARE mengadakan demonstrasi di seberang Istana Presiden di Jakarta menentang hukuman mati. (Foto: Migrant CARE).

Arab Saudi telah memenggal kepala seorang buruh  migran asal Indonesia meskipun ada beberapa permintaan langsung dari Presiden Indonesia Joko Widodo untuk mengampuninya.

Muhammad Zaini Misrin, 53, dari Madura, Jawa Timur, dieksekusi pada 18 Maret setelah dinyatakan bersalah karena ia telah membunuh majikannya  tahun 2005, menurut Migran CARE, sebuah kelompok advokasi pekerja migran di  luar negeri.  Dia pergi ke Arab Saudi  tahun 2003 dan  bekerja sebagai sopir.

Kelompok itu mengatakan pemerintah Saudi tidak memberitahu Indonesia melalui melalui konsulat di Jeddah tentang eksekusi Misrin.

Migrant CARE  juga mengatakan Misrin menerima persidangan yang tidak adil di mana penerjemahnya berkomplot dengan pihak berwenang untuk memaksa dia sopaya mengaku.

“Persidangan dan eksekusi Misrin adalah pelanggaran HAM berat,” kata Direktur Migrant CARE  Wahyu Susilo, kepada ucanews.com pada 19 Maret.

“Misrin mengatakan dia dipaksa mengaku melakukan pembunuhan. Dia menghadapi tekanan dan intimidasi dari penguasa Arab Saudi.”

Dia mengajukan banding terakhir pada 6 Maret, namun  ditolak oleh otoritas Saudi, tambahnya.

Menurut Susilo, Presiden Joko Widodo telah meminta dalam tiga kesempatan terpisah untuk Misrin dan tahanan Indonesia lainnya di Arab Saudi untuk mendapatkan grasi. Salah satu kesempatan tersebut adalah saat kunjungan Jokowi ke Arab Saudi  tahun 2015.

Pemerintah perlu berbuat lebih banyak untuk membantu warga Indonesia yang dijatuhi hukuman mati di luar negeri, kata Susilo, seraya menambahkan pemerintah Indonesia menarik kedutaannya di Arab Saudi sebagai bentik protes terhadap negara kerajaan itu.

Pada 2015 sekitar 270 pekerja migran Indonesia sedang menunggu eksekusi di luar negeri, menurut seorang pejabat di Departemen Tenaga Kerja.

Azas Tigor Nainggolan, seorang pengacara Katolik  dan koordinator Bidang Hak Asasi Manusia Komisi Keadilan, Perdamaian dan Pastoral  Migran Perantauan, meminta pemerintah Indonesia untuk melakukan protes terhadap pemerintah Saudi karena tidak mengeluarkan pemberitahuan resmi tentang eksekusi tersebut.

“Pemerintah Indonesia harus lebih tegas agar para buruh  migran kita terlindungi,” katanya pada 19 Maret.

Dia meminta Jokowi untuk melakukan upaya menyelamatkan dua pekerja wanita yang menunggu eksekusi di Arab Saudi – Tuti Tursilawati dan Ety Thoyyib, keduanya dari Majalengka, Jawa Barat.

Putra Misrin, Toriq, 25, mengecam eksekusi tersebut, dengan mengatakan bahwa ayahnya dipaksa memberikan pengakuan atas kejahatan yang tidak dia lakukan.

Satu-satunya hal  yang sekarang saya inginkan adalah “Saya berharap pemerintah Indonesia membawa jenazah  ayah saya untuk dimakamkan  di kampunyanya,” katanya.

Setidaknya 130 orang dieksekusi di Arab Saudi tahun lalu, menurut kelompok hak asasi manusia.

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi