Komunitas Sant’Egidio Indonesia, sebuah kelompok awam Katolik, mengambil kesempatan Minggu Palma dengan mengunjungi lebih dari 500 orang marjinal di Jakarta, dan sejumlah tempat lainnya di Tanah Air.
Setelah menghadiri Misa Minggu Palma di Gereja Santa Maria Bunda Perantara Cideng, Jakarta Barat, para anggota komunitas ini mengunjungi dan membagikan daun-daun palma yang bertuliskan pesan-pesan damai kepada para sopir bajaj, pemulung, anak jalanan, para lansia di panti jompo serta sejumlah orang yang mereka jumpai di jalan-jalan bahwa “Damai itu Indah”.
Eveline Winarko, koordinator Komunitas Sant’Egidio Indonesia, mengatakan para anggota komunitas itu membagikan pesan-pesan damai yang ditulis pada secarik kertas dan mengikatnya di tangkai daun-daun palma.
“Daun palma dan pesan damai ini kita bagikan kepada semua orang termasuk umat Muslim karena misi kami untuk membawa damai. Kami ingin memberikan makna dari Minggu Palma ini agar umat Katolik tidak sekadar memahaminya sebagai sebuah ritus rutin setiap tahun,” kata Eveline kepada ucanews.com pada 26 Maret.
Kegiatan semacam ini telah dilakukan komunitas tersebut sejak 2016.
“Kami ingin menggunakan even ini untuk membawa perdamaian kepada orang miskin, anak-anak, dan lansia. Dan bahkan kami disambut dengan baik. Pastor parodie juga mendukung kegiatan kami ini,” lanjutnya.
Para anggota Komunitas Sant’Egidio memberikan daun palma kepada seorang ibu di Medan pada 25 Maret.
Kegiatan yang sama juga diadakan oleh para angota Komunitas Sant’Egidio di Yogyakarta, Medan, Nusa Tenggara Timur, dan beberapa tempat lainnya.
“Kami melakukan ini karena Yesus telah melakukannya pada 2000 tahun yang lalu ketika Ia masuk kota Yerusalem untuk membawa damai kepada semua orang,” katanya.
Ia mengatakan tahun ini kegiatan ini diadakan dengan makna khusus yang mana Komunitas Sant’Egidio Internasional merayakan 50 tahun. Komunitas ini didirikan di Roma, Italia, tahun 1968.
Komunitas ini tiba di Indonesia tahun 1990 dan sekarang memiliki 16 cabang di seluruh tanah air dan sekitar 600 anggota.