UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Ribuan Orang Hadiri Pemakaman Uskup Agung India

April 25, 2018

Ribuan Orang Hadiri Pemakaman Uskup Agung India

Klerus menghadiri pemakaman Uskup Agung Abraham Viruthakulangara pada 23 April. (Foto: keuskupan agung Nagpur)

Ribuan orang menghadiri upacara pemakaman seorang uskup agung yang sangat dihormati karena karyanya di kalangan masyarakat adat di India tengah pada 23 April.

Sekitar  5.000 orang menghadiri pemakaman Uskup Agung Nagpur Mgr Abraham Viruthakulangara  di Katedral Fransiskus de Sales  di kota Nagpur,  negara bagian Maharashtra Barat pada 23 April.

Uskup Agung Viruthakulangara, 74, meninggal akibat  serangan jantung saat tidur pada 19 April. Dia berada di New Delhi pada saat itu untuk menghadiri pertemuan regional para uskup.

Dua kardinal dan lebih dari 50 uskup – sebagian besar dari keuskupan berbahasa Hindi,  menghadiri upacara pemakaman uskup tersebut yang ditahbiskan sebagai uskup pada usia 34 tahun tahun 1977.

Juru bicara Keuskupan Agung Pastor Lijo Thomas mengatakan Uskup Agung Viruthakulangara  dihormati karena karyanya di tengah penduduk asli. Uskup agung itu juga adalah ketua komisi kepemudaan Konferensi Waligereja  India selama bertahun-tahun, kata Pastor Thomas.

Tahun 1977, Uskup Agung Viruthakulangara menjadi uskup pertama Keuskupan Khandwa, sebuah wilayah yang dihuni penduduk pribumi di negara bagian Madhya Pradesh. Setelah 20 tahun melayani, ia dipindahkan menjadi uskup agung Nagpur tahun 1998.

Kardinal Baselios Mar Cleemis, kepala Gereja Syro-Malankara yang memimpin upacara pemakaman, mengatakan Uskup Agung Viruthakulangara adalah “hadiah berharga bagi Gereja India.”

“Dia sering bepergian bersama orang-orang sederhana di desa-desa. Dia mencintai orang lain. Dia bergembira bersama orang-orang yang bergembira dan menangis bersama orang-orang yang menangis,” kata Kardinal Cleemis.

Banyak dari mereka yang menghadiri pemakaman datang dari Khandwa, Madhya Pradesh, di mana dia melayani sebagai imam dan kemudian sebagai uskup, mengingatnya karena kesederhanaannya.

“Dia memiliki cinta khususnya untuk mereka yang membutuhkan dan selalu membantu orang miskin tanpa mempedulikan kasta, keyakinan atau warna kulit,” kata Munish Mishra, seorang dokter medis Hindu.

Imam Diosesan Khandwa, Joy Prappally, 71, mengatakan prelatus itu bekerja di antara komunitas pribumi Barela dan dia memiliki “cinta istimewa bekerja” bagi orang pribumi dan orang yang kurang beruntung.

Uskup Agung Viruthakulangara juga membuka sekolah dan menawarkan beasiswa untuk mempromosikan pendidikan di antara masyarakat adat.

“Kami telah kehilangan seorang ayah yang penuh kasih,” kata Jayanti Kanade dari paroki Aulia di Keuskupan Khandwa. Ibu rumah tangga berusia 57 tahun itu mempercayakan pendidikan tiga anaknya kepada uskup agung.

“Dia mengunjungi rumah kami dan mendorong kami  mengirim anak-anak kami ke sekolah. Dia bahkan mengatur dana untuk pendidikan mereka karena dia tahu kami tidak bisa menanggungnya sendiri,” katanya kepada ucanews.com.

Kardinal George Alencherry, kepala Gereja Siro-Malabar, mengatakan dalam homilinya bahwa Uskup Agung Viruthakulangara “memenangkan hati orang-orang dari semua lapisan masyarakat seperti agama, sosial dan politik.”

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi