UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Uskup Agung Delhi Mengawali Kampanye Doa untuk Pemilu

Mei 15, 2018

Uskup Agung Delhi Mengawali Kampanye Doa untuk Pemilu

Uskup Agung Delhi Mgr Anil Couto. (Foto: ucanews.com)

Keuskupan Agung Delhi (KAD) mengawali kampanye doa menjelang pemilihan umum (Pemilu). Menurut KAD, India menghadapi pergolakan politik di masa yang akan datang dan hal ini mengancam demokrasi di negara itu.

Dalam sebuah surat gembala yang dibacakan pada Minggu (13/5) di semua paroki di ibukota negara itu, Uskup Agung Delhi Mgr Anil Couto meminta umat Katolik di keuskupannya untuk mulai melakukan kampanye doa dan puasa setiap Jumat menjelang Pemilu yang akan berlangsung pada April 2019.

“Seraya kita menantikan 2019 di mana kita akan memiliki pemerintah yang baru, maril kita mulai kampanye doa bagi negara kita” mulai 13 Mei, atau peringatan Penampakan Bunda Maria di Fatima di Portugal, demikian bunyi surat gembala itu.

Partai Bharatiya Janata yang pro-Hindu akan mengakhiri masa kepemimpinannya pada Mei 2019.

Sejumlah tokoh Kristiani menuduh pemerintah yang dipimpin oleh Perdana Menteri Narendra Modi diam-diam mendukung kelompok Hindu yang berupaya mendirikan sebuah bangsa Hindu dan mengabaikan kepentingan kelompok minoritas agama dan etnis.

Menurut beberapa kelompok Kristen, serangan terhadap umat Kristiani muncul setelah Modi mulai berkuasa dan meluas dalam beberapa tahun terakhir.

Data dari Persecution Relief – forum ekumene yang mencatat data persekusi terhadap umat Kristiani di India dan membantu para korban, sebanyak 736 serangan terhadap umat Kristiani terjadi pada 2017. Tahun sebelumnya hanya ada 348 serangan.

“Kita tengah mengalami pergolakan atmosfer yang mengancam prinsip-prinsip demokrasi yang tertuang dalam konstitusi kita dan untaian sekuler bangsa kita,” demikian bunyi surat gembala itu.

“Mendoakan negara dan para pemimpin politik kita adalah praktek suci kita menjelang Pemilu,” lanjut surat gembala itu.

Surat gembala itu dilampiri “doa khusus bagi bangsa” dan juga meminta paroki, tempat ibadah dan lembaga Katolik untuk mengadakan adorasi Ekaristi setiap Jumat dan mendaraskan doa bagi bangsa.

Biarlah “etos demokrasi sejati menyelimuti Pemilu kita” dan “api patriotisme kejujuran menghidupkan para pemimpin politik kita” di “masa-masa sulit ini karena kita melihat mendung menutupi terang kebenaran, keadilan dan kebebasan,” demikian bunyi surat gembala itu.

Bangsa menjunjung tinggi “penghormatan” kepada nilai-nilai konstitusi – kesetaraan, kebebasan dan persaudaraan, dan bagi masyarakat dari semua kasta dan agama hidup dalam damai dan jauh dari kekerasan dan kebencian, lanjutnya surat gembala itu.

Surat gembala itu juga mengimbau umat agar “memberkati bangsa berdasarkan kebangkitan kembali nilai-nilai Injil.”

Sejumlah tokoh awam Katolik seperti A.C. Michael menyambut baik kampanye doa itu dan menyebutnya sebagai langkah “berani dan tegar” untuk menuntut umat Kristiani pada Pemilu.

Michael, mantan anggota Komisi Minoritas Delhi dan mantan sekretaris Dewan Pastoral Keuskupan dan Dewan Kerasulan Awam Keuskupan Agung Delhi, mengatakan kepada ucanews.com bahwa kampanye doa itu mengungkapkan kepedulian umat Kristiani kepada bangsa.

“Tidak ada yang lebih baik dari ini,” katanya.

Seorang tokoh Gereja Pentekosta dari Negara Bagian Jharkhand, Tomson Thomas, mengatakan kampanye doa itu merupakan “langkah penting untuk membangun perdamaian dan kerukunan dalam masyarakat kita.”

“Kekuatan kita adalah Tuhan, dan satu-satunya senjata kita untuk melawan persekusi adalah doa,” lanjutnya.

Pastor Maria Stephen, juru bicara dewan keuskupan di Negara Bagian Madhya Pradesh, mengatakan kampanye doa itu hendaknya dilakukan di seluruh negeri.

“Ini hendaknya menjadi permulaan. Dan, ini hendaknya disebarkan ke komunitas-komunitas agama lain sehingga kita semua bisa memohon berkat Allah bagi perdamaian, kerukunan dan kesejahteraan bangsa,” lanjutnya.

 

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi