UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Gereja Katolik Pakistan Ajak Warga Menjamin Pemilu Damai

Juli 25, 2018

Gereja Katolik Pakistan Ajak Warga  Menjamin Pemilu Damai

Seorang tentara Pakistan membawa kotak suara yang akan dikirim ke Peshawar pada 24 Juli. Pakistan akan menggelar pemilu pada 25 Juli. (Foto: Abdul Majeed/AFP)

Gereja Katolik Pakistan terus mendesak pemerintah setempat untuk menjamin agar pemilu  diadakan secara bebas dan adil di seluruh negeri itu pada 25 Juli.

Komisi Nasional untuk Keadilan dan Perdamaian (NCJP), sebuah lembaga hak asasi manusia Gereja Katolik  Pakistan, mengatakan bahwa Gereja mendukung demokrasi dan semua nilai demokrasi itu sendiri.

“Kami berharap bahwa selama pemilu semua pengamat, masyarakat sipil, aktivis dan relawan akan berperan  dengan tidak memihak,” demikian pernyataan tertulis yang ditandatangani oleh Mgr  Joseph Arshad, uskup agung   Islamabad-Rawalpindi, direktur nasional NCJP, Pastor Emmanuel Yousaf (Mani), dan Direktur Eksekutif Cecil Shane Chaudhry.

Komisi itu menyerukan  semua warga negara untuk memberikan suara mereka pada hari itu.

“Demokrasi dirusak oleh ketidakpedulian dan  perpecahan masyarakat atau segregasi demi kepentingan individu,” kata NCJP.

“Kami berbagi kecemasan banyak warga di Pakistan yang kenyataannya bahwa saat ini iklim sosial yang tidak menentu di negara itu mengenai sektor vital kehidupan masyarakat, terutama kesehatan, perumahan, pendidikan, keamanan, pembinaan nilai-nilai kemanusiaan yang solid, dan tanggung jawab  internasional.”

Uskup Agung Arshad juga berdoa untuk kedamaian selama masa pemilihan “sehingga semua warga  akan merasa aman saat  memberikan suara mereka tanpa rasa takut atau ancaman penindasan apapun.”

Lebih dari 200 orang, termasuk tiga kandidat pemilihan, tewas dalam serentetan serangan teror bulan ini. Di antara mereka adalah kandidat Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) Sardar Ikramullah Gandapur, yang terbunuh oleh seorang pembom bunuh diri di provinsi Khyber Pakhtunkhwa pada 22 Juli.

Kelompok lintas agama Rwadari Tehreek telah menyatakan keprihatinan bahwa dalang  serangan teroris Jammat-ud-Dawah Dhamma Hafiz Saeed, yang menerjunkan  lebih dari 200 kandidat pelaku pembom itu.

“Kelompok orang berbahaya yang seharusnya diadili dan dipenjara karena membunuh warga ikut dalam pemilu  di puluhan kursi nasional dan provinsi,” kata Samson Salamat, ketua Rwadari Tehreek. “Ini adalah kegagalan lembaga pemerintah dan negara termasuk Komisi Pemilihan Umum Pakistan.”

Komunitas Ahmadi minoritas memboikot pemilu berdasarkan daftar pemilih yang diskriminatif.

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi