UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Uskup Dukung Rencana Penyelamatan Warga Filipina yang Diculik di Libya

Agustus 7, 2018

Uskup Dukung Rencana Penyelamatan Warga Filipina yang Diculik di Libya

Uskup Rufino Santos, ketua Komisi Migran dan Perantau Konferensi Waligereja Filipina menyatakan dukungannya terkait usulan untuk mengirim sebuah unit untuk menyelamatkan warga Filipina yang diculik di Libya. (Foto: Mark Saludes)

Seorang uskup Katolik di Filipina telah menyatakan dukungan terkait rencana pemerintah menyelamatkan tiga pekerja migran Filipina yang diculik di Libya bulan lalu.

Uskup Rufino Santos, ketua Komisi  Migran dan Perantau Konferensi Waligereja Filipina, mengatakan dia mendukung usulan Presiden Rodrigo Duterte untuk mengirim tim  guna membantu menyelamatkan warga Filipina.

“Ya, kami mendukung,” kata prelatus itu dalam sebuah wawancara. “Kami harus menunjukkan solidaritas kami dan  kami serius untuk pembebasan warga Filipina yang menjadi korban penculikan,” kata Uskup Santos.

Prelatus itu juga meminta Departemen Luar Negeri Filipina  melakukan yang terbaik untuk membantu menyelamatkan tiga insinyur Filipina dan seorang warga Korea Selatan yang diculik dari sebuah lokasi proyek air pada 6 Juli.

“Kami menyerukan kepada (Kantor Urusan Luar Negeri) kami untuk melakukan segala upaya membebaskan  tiga insinyur Filipina yang diculik di Libya,” kata Uskup Santos.

Pada 4 Agustus, Angkatan Laut Filipina mengumumkan bahwa unit armada lautnya sedang mempersiapkan “paket kekuatan yang sesuai” untuk membantu warga Filipina yang diculik.

Korea Selatan telah mengerahkan kapal perang seberat 4.000 ton,  yang merupakan bagian dari operasi anti pembajakan di Teluk Aden.

“Setiap kehidupan itu penting, berharga. Satu nyawa berharga,” kata Uskup Santos, seraya menambahkan bahwa orang-orang Filipina di Libya “hanya memiliki niat melakukan yang terbaik untuk melayani negara tempat mereka berada.”

Pekan lalu, Duterte mengatakan Filipina akan mengirim dua kapal perang ke Libya untuk bergabung dengan upaya mengamankan pembebasan para korban penculikan.

“Jika mereka mulai menyakiti ketiga orang Filipina di sana, saya akan mengirim unit tersebut,” katanya dalam sebuah pidato di wilayah Mindanao, Filipina selatan, pada 3 Agustus.

Ketiga insinyur Filipina itu bekerja sebagai teknisi di sebuah perusahaan  air di Libya ketika mereka diculik.

Sebuah video yang dibagikan di media sosial menunjukkan empat pekerja yang diculik dengan seorang penjaga bersenjata yang terlihat di belakang mereka.

Asisten Sekretaris Luar Negeri Elmer Cato mengatakan kantornya telah melakukan yang terbaik untuk memastikan “keamanan dan pembebasan yang segera” untuk warga Filipina yang diculik.

Sementara itu, Uskup Santos meminta pekerja Filipina yang tidak berdokumen di Uni Emirat Arab untuk memanfaatkan program amnesti yang ditawarkan oleh negara tuan rumah.

“Ini sangat bermanfaat dan berkat bagi pekerja (Filipina) yang tidak berdokumen untuk memperbaiki status imigrasi mereka atau pulang tanpa dihukum,” kata prelatus itu.

Program ini dimulai pada 1 Agustus dan akan berlangsung hingga 31 Oktober bagi pekerja migran dari berbagai negara yang telah melewati batas visanya untuk meninggalkan negara tanpa dampak hukum apa pun.

Pekerja migran dikenai denda setiap hari karena tinggal melampaui visa mereka dan dilarang pergi sampai mereka membayar.

Departemen Luar Negeri mengatakan sekitar 30.000 warga Filipina bisa terkena nampak.

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi