UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Lembaga Korea Buka Yatim Piatu AIDS Ke-2 di Uganda

Agustus 24, 2018

Lembaga Korea Buka Yatim Piatu AIDS Ke-2 di Uganda

Duta Vatikan untuk Uganda, Uskup Agung Michael Blume, memimpin Misa pembukaan di Pusat Kardinal Kim Sou-hwan di Distrik Kiruhura di Uganda bagian barat pada 18 Agustus. (Foto: The Catholic Times)

Lembaga kesejahteraan sosial terbesar di Korea Selatan meresmikan Pusat Kardinal Kim Sou-hwan di Kiruhura, Uganda, pada 18 Agustus lalu untuk memperkuat program pelayanannya bagi anak-anak yatim piatu yang orangtuanya meninggal akibat penyakit terkait AIDS.

Pada 2009, lembaga bernama Kkottongnae itu membuka fasilitas yang sama di Karama, sebuah distrik lain di Wilayah Barat Uganda. Nama fasilitas itu Rumah Cinta.

Misa pembukaan untuk peresmian pusat baru itu dipimpin oleh Duta Besar Vatikan untuk Uganda, Uskup Agung Michael Blume.

Uskup Agung Mbarara Mgr Paul K. Bakyenga dan Pastor John Oh Woong-jin, pendiri Kkottongnae, menghadiri upacara pembukaan tersebut. Sekitar 1.500 umat juga turut hadir.

Presiden Uganda Yoweri Museveni memperlihatkan dukungannya terhadap proyek itu dengan mengirimkan salah seorang menterinya, John Byabagambi dari Karamoja. Ia pun menjanjikan bantuan sebesar 5 juta Shilling Uganda (sekitar 1.300 dolar AS).

Fasilitas seluas 1.800 meter persegi itu bisa menampung sekitar 150 anak. Kardinal Kim – nama yang dipakai untuk pusat baru itu – meninggal dunia pada 2009. Ia adalah mantan uskup agung Seoul yang menghabiskan masa hidupnya untuk melayani orang miskin dan marginal.

Kardinal Kim sangat dihormati di Korea Selatan karena menantang kepemimpinan Park Chung-hee pada 1970-an dan 1980-an ketika negara itu mengalami transisi berdarah menuju demokrasi.

Pada usia 46, Kardinal Kim juga menjadi anggota termuda Kolese Kardinal.

Dalam homilinya saat upacara pembukaan, Uskup Agung Blume mengatakan pusat itu – untuk mengenang berbagai upaya yang dilakukan oleh tokoh ikonik tersebut, akan meneruskan karyanya bagi orang-orang yang paling rentan, sebuah fakta terkait perdagangan orang yang marak di wilayah itu.

“Dalam situasi di mana anak-anak mengalami pelecehan seksual atau menjadi korban perdagangan orang, Kkottongnae peduli terhadap mereka yang lemah dan rentan, dengan dituntun oleh cinta Allah dan belas kasih-Nya,” katanya.

Pastor Oh mengatakan mendiang Kardinal Kim ingin mengupayakan sejumlah cara untuk mengubah kehidupan anak-anak yang masa depannya nampak suram.

“Ia menunjukkan kepedulian yang begitu besar kepada para penderita AIDS dan sepakat dengan Kkottongnae sesaat sebelum ia meninggal dunia tentang perlunya membentuk yayasan beasiswa untuk anak-anak yatim piatu yang orangtuanya meninggal karena penyakit itu,” katanya.

Kkottongnae akan membentuk Pusat Paul Bakyenga sebagai sebuah sekolah untuk anak-anak yatim piatu di sebelah pusat baru itu. Sekolah ini akan mendidik anak-anak TK hingga SMU.

 

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi