UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Orang Muda Hong Kong Diminta Peduli Terhadap Orang Miskin

Agustus 27, 2018

Orang Muda Hong Kong Diminta Peduli Terhadap Orang Miskin

Bruder Alois Leser, pemimpin Komunitas Taize, menghadiri Pertemuan Internasional Taize untuk Orang Dewas yang diadakan pada 8-12 Agustus. Ia mendorong orang muda untuk menjangkau jauh tanpa batas dan lebih terbuka terhadap orang lain. (Foto: ucanews.com)

Bruder Alois Leser menempuh perjalanan dari Perancis ke Hong Kong untuk menghadiri Pertemuan Internasional Taize untuk Orang Dewasa guna meningkatkan kepercayaan dan rekonsiliasi.

Pada 10 Agustus, pemimpin Komunitas Taize itu bertemu dengan para wakil media Gereja di Hong Kong untuk membahas dampak dari perubahan internasional yang begitu cepat di kalangan orang muda.

Taize adalah komunitas biara Kristiani ekumene yang berbasis di Burgundy. Komunitas ini terdiri atas para bruder dari tradisi Katolik dan Protestan.

Pada pertemuan di Hong Kong itu, Bruder Alois menyinggung soal tekanan terhadap orang muda untuk tampil dan meraih cita-cita. “Ini tidak mudah,” katanya. “Banyak orang muda berpaling dari Gereja atau iman akan Kristus.”

Tetapi kepercayaan akan Allah itu penting, lanjutnya.

Ia mendorong orang muda agar memiliki pengharapan dan secara rendah hati melayani orang-orang yang membutuhkan bantuan, khususnya orang miskin dan imigran, serta agar memperhatikan lingkungan.

Menurutnya, memperlihatkan kepedulian terhadap orang miskin hendaknya menjadi prioritas konstan seperti misalnya melalui kunjungan secara rutin.

Banyak orang muda takut akan masa depan. “Maka, dalam Taize, kami mendorong orang muda untuk merengkuh jauh tanpa batas, khususnya kepada orang miskin,” jelas Bruder Alois.

Namun hal ini memerlukan upaya untuk mengatasi perpecahan antar-komunitas, Gereja, kebudayaan dan bangsa dengan menghidupi Injil dan doa. Pendekatan seperti itu akan memberi kebebasan dan kegembiraan individu.

Selama persiapan pertemuan internasional di Hong Kong itu, para bruder Taize mengunjungi para biarawati yang melayani orang miskin. Tujuannya adalah untuk mendorong orang muda agar meluangkan waktu bersama orang tua yang kesepian dan sakit-sakitan dan agar mendengarkan kisah mereka.

Bruder Alois mengatakan meskipun umat Kristiani tidak harus mengatasi semua masalah dan konflik di dunia, mereka bisa membantu menyatukan orang tanpa memandang latar belakang bangsa, etnis dan agama mereka.

Ia juga menyebut ikatan yang mendalam dengan umat Kristiani di Cina, termasuk Hong Kong. Ia mengagumi ketekunan dan keteguhan iman umat Kristiani Cina meskipun kenyataannya mereka memiliki keterbatasan.

Pada 2009, Komunitas Taize membagikan satu juta Kitab Suci di Cina daratan sebagai ungkapan persaudaraan.

Pertemuan Internasional Taize untuk Orang Dewasa dengan tema “Ziarah Kepercayaan dan Rekonsiliasi” diadakan pada 8-12 Agustus. Pertemuan ini dihadiri oleh sekitar 2.700 peserta dari lebih dari 40 negara termasuk Cina daratan. Berbagai komunitas Kristiani setempat juga berpartisipasi dalam pertemuan itu.

Sepertiga dari peserta adalah umat Protestan.

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi