UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Jenazah Misionaris Cina Dimakamkan Kembali di Mongolia Dalam

Agustus 29, 2018

Jenazah Misionaris Cina Dimakamkan Kembali di Mongolia Dalam

Jenazah tujuh misionaris dimakamkan kembali di katakomba di Paroki Sansenggong di Keuskupan Bameng di Mongolia Dalam. (Foto disediakan)

Jenazah tujuh misionaris yang berkarya di Cina dimakamkan kembali di katakomba di Paroki Sansenggong di Keuskupan Bameng di Mongolia Dalam.

Upacara dipimpin oleh Uskup Bameng Mgr Matthias Du Jiang. Renovasi penuh katakomba itu dimulai pada 2016 dan dibiayai oleh keuskupan dan paroki itu.

Uskup Du mengatakan kepada ucanews.com bahwa selama Revolusi Kebudayaan, jenazah 16 misionaris dari Kongregasi Hati Maria Tak Bernoda digali oleh Red Guards dan dibuang di padang gurun.

Pada 1992 dan 1993, jenazah sembilan misionaris ditemukan. Mereka termasuk para uskup dan imam. Dua di antaranya adalah martir yang jenazahnya ditempatkan di katakomba di Paroki Xiayingzi di Bameng.

Uskup Du mengatakan tujuh misionaris lainnya yang ditemukan kemudian dimakamkan kembali di Paroki Sansenggong atas dedikasi tanpa pamrih dan kerja keras mereka.

“Kali ini kami memakamkan kembali jenazah tujuh misionaris itu dengan harapan mereka akan berdoa bagi keuskupan dan mengijinkan umat beriman untuk meneladani mereka dengan mempersembahkan diri mereka bagi Gereja dan memberi kesaksian akan Allah,” kata prelatus itu.

Menurut Mingguan Faith, sebuah situs berita Katolik di Cina, pada 10 Agustus, pesta St. Laurensius, Paroki Yutai di Propinsi Hebei mengadakan Misa untuk mengenang berbagai mukjizat yang muncul berkat orang kudus itu.

Misa dipimpin oleh Pastor Xu Baocheng dan dirayakan oleh 23 imam. Lebih dari 700 umat Katolik menghadiri Misa itu. Banyak di antara mereka bekerja jauh dari rumah.

Sementara itu, menurut Agenzia Fides, umat Katolik dari Paroki Houbajia di Beijing mengunjungi Tempat Ziarah Zhujiahe di Keuskupan Hengshui di Propinsi Hebei.

Tempat ziarah itu dikenal atas pengorbanan iman dua imam Serikat Yesus – St. Leon-Ignace Mangin dan St. Paul Denn – dan seorang wanita awam Katolik – St. Mary Wu Zhu yang dibunuh pada 1990 oleh Boxers yang menerobos masuk ke gereja.

Dipimpin oleh pastor kepala, umat Katolik mengunjungi tempat ziarah itu untuk mengucap syukur atas para pendahulu mereka yang telah mempertahankan iman mereka dan memohon kepada para orang kudus itu agar mendoakan persatuan Gereja di Cina. Mereka juga berharap umat beriman lainnya akan meneladani para martir dalam menghidupi semangat Kristus dalam kehidupan mereka.

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi