UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Seorang Pastor Ajak Politisi Utamakan Etika dan Moral demi Kebaikan Bersama

September 3, 2018

Seorang Pastor Ajak Politisi Utamakan Etika dan Moral demi Kebaikan Bersama

Romo Rofinus Neto Wuli, pastor untuk keuskupan TNI/POLRI  dan dosen  Lemhanas (paling kiri)

Romo Rofinus Neto Wuli, pastor keuskupan TNI-POLRI  dan dosen  Lemhanas, mengatakan kepada sekitar  700 politisi dan kepala daerah dari berbagai agama agar tetap menjaga etika dan moral dalam berpolitik untuk memajukan kesejahteraan bersama.

“Dalam pandangan Gereja Katolik, politik itu adalah bidang pelayanan untuk kesejahteraan umum.  Karena itu setiap orang awam yang ingin menekuni bidang kerasulan politik harus selalu memperhatikan etika dan moralitas untuk memajukan kesejateraan umum,” kata Romo Roni dalam Pekan Orientasi Caleg Partai Nasdem pada 3 September di Ancol, Jakarta Utara, yang dihadiri oleh 575 caleg 174 gubernur dan bupati dari Partai Nasdem dari seluruh Indonesia.

Berbicara dalam forum Partai Nasdem tersebut, Romo Roni mewakili ketua presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr Ignatius Suharyo.

Partai Nasdem adalah salah satu dari 16 partai yang akan berkompetisi dalam pemilu 2019.

Romo Roni mengatakan bahwa dalam pandangan Gereja Katolik, politik itu bukan kotor dan harus dihindari, tapi sebaliknya harus  ditekuni  dengan stadar moral dan etika yang tinggi.

Ia juga menyinggung “politik tanpa mahar” yang menjadi trade mark Partai Nasdem, dan tidak menerima imbalan adalah sebuah tradisi baru yang dibangun oleh Nasdem Nasdem.

“Jika Partai Nasdem dapat menjaga dan memupuk terus  sikap ini  maka kepercayaan rakyat akan terus tumbuh dan berkembang kepada partai ini,” katanya.

Ia mengatakan umat Katolik memiliki dua status – sebagai  warga NKRI dan warga Katolik. Hal ini mengacu pada pandangan dua tokoh Katolik yang juga pahlawan nasional –  Uskup Agung Albertus Sugiyopranoto SJ dengan slogannya “100 persen Katolik dan  100 persen Indonesia” dan Ignatius Kasimo –  “satu kata dan perbuatan”.

“Kita sadar bahwa kita dipanggil dan dipilih tidak demi kepentingan diri kita sendiri, melainkan untuk mengikuti Sang Guru Agung yang datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan hidup  demi sesama, demi kebaikan bersama, bonum commune,” kata imam itu.

Ia mengatakan spirit restorasi Nasdem yang mengumandangkan perubahan berlandaskan fondasi spiritual, yakni fondasi moralitas yang bersumber dari spirit Ketuhanan Yang Maha Esa.

Hermawi Fransiskus Taslim, politisi Katolik dari Partai Nasdem menyambut baik ajakan Gereja,  nilai-nilai universal tersebut menjadi dasar para politisi.

“Partai Nasdem menggunakan politik tanpa mahar. Ini menjadi dasar atau platform partai kami,” katanya kepada ucanews.com.

Wakil sekretaris umum Partai Nasdem itu mengatakan pandangan Romo Roni juga merupakan bagian dari paltform Nasdem.

“Pesan Romo merupakan bagian dari inspirasi Nasdem menuju pemenangan pemilu. Inti pesan Romo Roni telah kami masukan sebagai bagian dari rekomendasi untuk ditindak lanjuti oleh para caleg,” kata ketua Forkoma PMKRI tersebut.

Ia mengatakan ajaran Gereja Katolik dapat menjadi sumber inspirasi dalam pergerakan Partai Nasdem.  Dan melalui sejumlah kaum awam Katolik yang aktif di Nasdem,  diharapkan mereka dapat mewarnai gerakan politik “satu kata dan perbuatan” yg ingin dicapai oleh Nasdem.

Acara pembekalan caleg  Nasdem ini dibuka oleh Presiden Joko Widodo dan ditutup oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi