UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Vatikan Secara Resmi Mengakui Situs Ziarah Internasional di Korea

September 14, 2018

Vatikan Secara Resmi Mengakui Situs Ziarah Internasional di Korea

Kardinal Andrew Yeom Soo-jung (tengah), uskup agung Seoul, uskup agung Rino Fisichella (kiri), Ketua Dewan Kepausan untuk Evangelisasi, dan Uskup Agung Romulo Valles dari Davao, Filipina selama perjalanan ke sebuah museum di Seoul pada 11 September. (Foto: Joe Torres)

Vatikan akan mengadakan perayaan resmi di Seoul pada 14 September untuk mengakui ibukota Korea Selatan itu sebagai situs ziarah internasional resmi, yang pertama untuk Asia, untuk tempat ziarah kemartiran.

Acara ini akan diadakan di Taman Seosomun yang bersejarah, di mana ratusan orang menjadi martir, termasuk 44 yang telah dinyatakan sebagai orang kudus dan 27 lainnya yang dinyatakan sebagai beato.

Kardinal Andrew Yeom Soo-jung, uskup agung Seoul, mengatakan pengakuan itu “sangat berarti” bagi rakyat Korea karena ziarah ke situs-situs ini telah menjadi “bagian dari kehidupan kami.”

Prelatus itu mengatakan Gereja Korea didirikan di atas “darah dan keringat” para martirnya yang mengalami penganiayaan berat karena iman mereka.

Sejak 2013, Keuskupan Agung Seoul telah menyelenggarakan ziarah ke berbagai situs bersejarah yang memiliki arti penting dalam lebih dari 200 tahun sejarah Gereja di kota itu.

Uskup Agung Rino Fisichella, ketua  Dewan Kepausan untuk  Evangelisasi, akan memimpin perayaan itu.

Prelatus itu mengatakan, pengakuan atas tempat-tempat ziarah di Seoul itu adalah “momen spesial” yang menunjukkan upaya Gereja Katolik dalam evangelisasi.

“Gagasan tentang ziarah ini adalah momen penting bagi Gereja,” kata Uskup Agung Fisichella, seraya  menambahkan bahwa “religiusitas populer” memainkan peran dalam kehidupan umat beriman.

Dia mengatakan bahwa Gereja Katolik dewasa ini, dengan semua tantangan yang dihadapi, “membutuhkan gerakan evangelisasi baru yang kuat.”

Setidaknya 30 pemimpin Gereja Asia dari 13 negara ambil bagian dalam perayaan “Pekan Ziarah” yang dimulai pada 10 September.

“Sebagai keturunan para martir yang dipaksa untuk menanggung penganiayaan dan penderitaan yang mengerikan … kami dengan penuh semangat menunggu pengakuan resmi,” kata Kardinal Yeom Soo-jung.

Uskup Agung Seoul mengatakan umat Katolik Asia “harus mengembangkan hubungan yang lebih baik melalui ziarah.”

“Bernoda dalam darah dan keringat para martir, rute ziarah ini bukan hanya warisan Gereja di Korea saja,” kata kardinal.

Dia menggambarkan daerah ziarah sebagai “warisan suci tidak hanya untuk umat Katolik, tetapi untuk semua warga di Semenanjung Korea, orang-orang Asia dan dunia.”

Hyun Il-kim dari Kantor Pariwisata Seoul mengatakan kegiatan keagamaan adalah kesempatan untuk “pertukaran budaya dan pengalaman baru” bagi pengunjung ke negara itu.

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi