UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

INDONESIA – “Safari Rosario” Menyenangkan Anak-anak Dan Remaja Setempat

Juni 16, 2008

Francisca Lisa Setyaningsih, 12, merasa senang bisa menyelesaikan “Safari Rosario” yang diadakan setiap Hari Minggu selama sembilan kali berturut-turut di sembilan paroki setempat.

“Saya senang sekali. Ekaristi-nya seru banget. Romo-nya lucu-lucu,” kata bocah perempuan itu kepada UCA News baru-baru ini.

Meski demikian, siswi kelas V SD Kanisius di Condongcatur itu merasa bahwa fokus rosario itu secara khusus memberi inspirasi. “Selama ini saya hanya berdoa Salam Maria setiap pagi dan malam dan kadang-kadang berdoa rosario. Tetapi setelah kegiatan ini, saya pengin berdoa rosario sesering mungkin,” katanya.

Paroki-paroki di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, mengadakan program itu selama sembilan kali setiap Hari Minggu dan berakhir pada 25 Mei, hari Minggu terakhir Mei, Bulan Maria.

Menurut Antonius Tri Usadasena, seorang staf Sekretariat Karya Kerasulan Anak Keuskupan Agung Semarang (KAS), program itu dinamakan “safari rosario” karena kegiatan itu merupakan sebuah perjalanan dari satu paroki ke paroki lain selama sembilan minggu.

Setiap minggu, anak-anak dan remaja berkumpul terlebih dahulu di paroki mereka masing-masing sebelum berangkat ke paroki yang menjadi tuan rumah. Anggota paroki tuan rumah memimpin rosario dan menampilkan tari tradisional, drama, dan musik.

Francisca adalah satu dari sekitar 3.000 anak dan remaja berumur 4-12 tahun yang menghadiri Misa penutup yang diadakan 25 Mei di Gua Maria Sendang Jatiningsih, yang dikelola oleh Paroki St. Petrus dan Paulus di Klepu, tersebut.

Pastor Matheus Sukmawanto memimpin Misa itu bersama Pastor Andreas Setyo Budi Sambodo dan Pastor Agustinus Ariawan. Pastor Sukmawanto dan Pastor Ariawan adalah pastor pembantu paroki Klepu, dan Pastor Sambodo adalah pastor pembantu Paroki St. Petrus dan Paulus di Kalasan.

Turut hadir pada Misa itu Pastor Dominikus Bambang Sutrisno, ketua Karya Kerasulan Anak KAS, serta para orangtua dari anak-anak dan remaja dan para guru Pendamping Iman Anak (PIA) dan Pendamping Iman Remaja (PIR).

Sejumlah biarawati dan frater bergabung dengan sebuah paduan suara SMU Pangudi Luhur di Yogyakarta dalam menyanyikan lagu-lagu pujian untuk Misa itu.

Menjelang homili, anak-anak dan remaja itu menyaksikan sebuah drama pendek yang dikembangkan dari kisah Kitab Suci tentang Yesus yang memberi makan empat ribu orang. Duabelas anak dari paroki Klepu yang mengenakan busana tradisional Jawa mementaskan drama pendek itu di depan altar.

Pastor Sukmawanto, pembawa homili, meminta anak-anak untuk mencintai Ekaristi dan memiliki semangat berbagi cinta kasih dan rejeki. “Semakin kalian rajin mengikuti Ekaristi, semakin kalian dikuatkan dalam menghadapi arus jaman yang semakin sulit ini,” katanya. Ia mengajak mereka untuk meneriakkan tema Misa itu: “Jarang Ekaristi? Kacian deh loe!”

Misa itu diakhiri dengan beberapa tari tradisional yang dipentaskan oleh anak-anak dari Klepu.

Satu jam sebelumnya, sebelum Misa, anak-anak dan remaja yang berasal dari sembilan dari 10 paroki di kabupaten itu berjalan sejauh 500 meter dari sebuah terminal bus ke Gua Maria Sendang Jatiningsih. Setiap peserta membawa sebuah kitiran (mainan berbentuk kincir angin) dengan salib kecil di atasnya yang disediakan oleh paroki mereka masing-masing. Beberapa peserta berdoa rosario, dan beberapa lainnya menyanyikan lagu-lagu pujian.

Sebuah kelompok drum band yang terdiri atas para pelajar Katolik dari sejumlah sekolah menengah pertama memainkan musik selama perjalanan itu.

Rata-rata, sekitar 300 anak dan remaja menghadiri setiap “safari rosario.”

Berbicara dengan UCA News pada suatu Hari Minggu, Pastor Sutrisno menjelaskan bahwa ia dan para guru Sekolah Minggu memprakarsai program safari itu berdasarkan pada pertimbangan bahwa Gereja, khususnya di Asia, merupakan Gereja umat awam.

“Sungguh, Gereja sama dengan awam. Imam hanyalah pemersatu, pemberi semangat, mengarahkan. Imam itu bukan pemimpin atau kepala yang menentukan segalanya bagi Gereja,” katanya.

Oleh karena itu, tegasnya, umat awam harus diberdayakan melalui berbagai cara. Ia berharap program ini akan mendorong peserta muda itu untuk berperan lebih aktif dalam berbagai kegiatan Gereja di masa mendatang.

Menurut dia, Karya Kerasulan Anak KAS memperkenalkan program itu untuk merayakan tahun 2008 yang dinyatakan oleh KAS sebagai Tahun Anak dan Remaja. Namun, ia menambahkan bahwa KAS membiarkan setiap paroki memilih program yang sesuai untuk tahun itu.

Kevikepan Yogayakarta, yang dilayani KAS, memiliki 31 paroki.

END

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi